BOGOR-RADAR BOGOR, Asupan gizi anak wajib diperhatikan di tengah pandemi covid-19. Termasuk pemenuhan gizi mikro yang sangat penting untuk pertumbuhan. Faktanya, asupan gizi anak-anak Indonesia masih belum seimbang. Pemerhati kesehatan, Lula Kamal menyabut kondisi ini dapat berdampak buruk.
“Orangtua perlu mewaspadai kondisi ini, karena gejalanya yang tak kasat mata,” kata Lula dalam acara peluncuran Nestle Ideal sekaligus Program Nutrisi Keliling Ideal, Selasa (15/9/2020).
Lula membeberkan ciri-ciri anak kekurangan zat besi atau vitamin C. Yakni anak terlihat mudah lelah dan kehilangan konsentrasi ketika belajar. “Hal seperti inilah yang perlu diinformasikan kepada orangtua,” ujarnya.
Sebagai informasi, data yang terhimpun, sebanyak 50 persen anak Indonesia kurang mengonsumsi Zat besi. Sementara 80 persen anak Indonesia kurang mengonsumsi Kalsium, 70 persen anak Indonesia kurang mengonsumsi Vitamin A dan C – 60 persen anak Indonesia kurang mengonsumsi Zink.
Selain itu, 45 persen dari anak Indonesia kekurangan Vitamin D.
Zat gizi mikro sangat penting untuk dipenuhi. Fungsinya bagi tubuh adalah mensintesis enzim dan hormon, serta berperan dalam menjaga semua organ dan indera tubuh tetap berfungsi dengan baik.
Berbagai fungsi zat gizi mikro untuk tubuh, di antaranya sebagai berikut: vitamin A berperan menjaga kesehatan mata; vitamin E menjaga kesehatan kulit; Zinc berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, sistem imunitas, sistem pencernaan, penyerapan zat gizi, mekanisme produksi insulin dan menjaga kesehatan jaringan tubuh; dan Zat besi berperan dalam metabolisme tubuh, perkembangan fungsi normal sel-sel tubuh dan pembentukan sel darah merah, serta hemoglobin.
Kemudian vitamin D berperan terhadap kesehatan tulang.
Vitamin C berperan membantu produksi kolagen untuk mencegah keriput, proses penyembuhan luka, menjaga keremajaan kulit, dan memperlambat proses penuaan.
Oleh sebab itu, penting bagi orangtua melengkapi kebutuhan rata-rata zat gizi mikro harian anak dengan takaran berdasarkan usia. Di antaranya: Usia 0-6 bulan Vitamin A dibutuhkan per hari sekitar 375 mikrogram (mcg), Vitamin D (5 mcg), Vitamin E (4 miligram), dan Vitamin K (5 mcg).
Sementara itu, untuk mineral Kalsium (200 mg), Fosfor (200 mg), Magnesium (30 mg), Natrium (120 mg) dan Kalium (500 mg).
Kemudian usia 7-11 bulan Vitamin A dibutuhkan per hari sekitar 400 mikrogram (mcg), Vitamin D (5 mcg), Vitamin E (5 miligram), dan Vitamin K (10 mcg). Sementara itu, untuk mineral Kalsium (250 mg), Fosfor (250 mg), Magnesium (55 mg), Natrium (200 mg) dan Kalium (700 mg), serta Zat Besi (7 mg).
Sementara usia 1-3 tahun Vitamin A dibutuhkan per hari sekitar 400 mikrogram (mcg), Vitamin D (15 mcg), Vitamin E (6 miligram), dan Vitamin K (15 mcg). Sementara itu, untuk mineral Kalsium (650 mg), Fosfor (500 mg), Magnesium (60 mg), Natrium (1000 mg), dan Kalium (3000 mg), serta Zat Besi (8 mg).
Category Marketing Manager Business unit Dairy Nestle Indonesia, Johanlie Aliffin menyatakan, edukasi pentingnya pemenuhan zat gizi mikro ini perlu dikampanyekan untuk membantu mengatasi permasalahn defisiensi zat mikro di Indonesia.
Perhatian Nestle pada masih rendahnya kecukupan gizi makro dan mikro anak Indonesia diwujudkan dengan menghadirkan produk unggul yaitu Nestle Ideal.
Susu bubuk dalam sachet ini dijual hanya Rp2000, tapi dijamin telah memenuhi kecukupan gizi untuk pertumbuhan anak yang optimum.
Business Executive Officer Business Unit Dairy Nestlé Indonesia, Windy Cahyaning Wulan menambahkan, selama lebih dari 150 tahun, Nestle berkomitmen untuk menghadirkan pilihan makanan dan minuman yang lezat dan sehat untuk keluarga di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Memahami pentingnya pemenuhan zat gizi mikro dalam proses tumbuh kembang anak serta bagi keluarga Indonesia, dengan menghadirkan Nestle Ideal minuman berfortifikasi zat gizi mikro yang tinggi kalsium, tinggi zat besi, serta zink, dan Vitamin A, C, D dengan harga yang terjangkau untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi mikro harian.
Gagasan program edukasi melalui Nutrisi Keliling Ideal ini disambut baik Atalia Kamil selaku Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Barat, yang juga istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
“Saya rasa perlu adanya edukasi menyeluruh akan pentingnya gizi makro maupun mikro di Provinsi Jawa Barat. Zat gizi mikro merupakan hal yang seringkali luput dari perhatian oleh karena itu edukasi lebih lanjut mengenai hal ini tentunya diperlukan. Saat ini, berbagai program telah kami jalankan seperti Siaran Keliling (Sarling), Ojek Makanan Bayi (Omaba), maupun program POKJA IV PKK (Perbaikan Gizi). Di samping itu, saya juga menyadari bahwa masyarakat membutuhkan adanya akses yang lebih baik akan makanan dan minuman bernutrisi,” jelasnya.(*)