Gelar Diskusi Umum, HIPMI-Dispora Ciptakan Pengusaha Muda Tangguh di Tengah Pandemi

HPMI bersama Dispora Kota Bogor, mengadakan diskusi umum, di D’Bozz Cafe, Graha Pena Radar Bogor, Jl KH Abdullah Bin Nuh, Yasmin, Selasa (15/9/2020) dengan tetap menggunakan protokol kesehatan.

BOGOR-RADAR BOGOR, Perkembangan ekonomi di masa pandemi Covid-19 saat ini cukup meresahkan. Dari keresahan itulah, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bogor bersama Dispora Kota Bogor, mengadakan diskusi umum, Dispora Youthpreneur Academy, dengan tema “Jadilah pengusaha muda yang handal dan tangguh”.

Diskusi yang diikuti sekitar 30 peserta ini, diadakan secara langsung di D’Bozz Cafe, Graha Pena Radar Bogor, Jl KH Abdullah Bin Nuh, Yasmin, dengan tetap menggunakan protokol kesehatan.

“Acara ini dilakukan dengan keinginan tinggi menciptakan banyak pengusaha sukses di Kota Bogor” ujar Ketua HIPMI Kota Bogor Zulfikar.

Kegiatan ini lanjut Zulfikar, diinisiasi oleh Dispora untuk mengubah mindset anak muda yang kebanyakan hanya ingin jadi karyawan.

Ketua Dispora Kota Bogor, Heri Karnadi menyebutkan ada tiga program pemerintah dalam sektor ekonomi pasca pandemi,

Pertama membuka kembali berbagai bisnis, kedua memberi bantuan usaha yang sempat mati oleh Dinas UMKM sebesar Rp5-10 juta/usaha, ketiga adalah kegiatan seperti saat ini, yaitu menggali potensi wirausaha muda dan kiat-kiat untuk masuk ke pasar usaha besar. Ia juga berharap peserta dapat mengambil banyak manfaat dari kegiatan ini.

HPMI bersama Dispora Kota Bogor, mengadakan diskusi umum, di D’Bozz Cafe, Graha Pena Radar Bogor, Jl KH Abdullah Bin Nuh, Yasmin, Selasa (15/9/2020) dengan tetap menggunakan protokol kesehatan.

“Saya meminta keseriusan, inisiatif, dan niat baik untuk membangun kembali harapan kehidupan perekonomi Kota Bogor. Gali ilmu dari pemateri saat ini, dan kembangkan ide bisnis tak hanya teori saja tetapi praktek,” katanya.

Kegiatan ini juga didukung penuh oleh Radar Bogor dengan menyediakan tempat berlangsungnya acara. CEO Radar Bogor, Hazairin Sitepu mengatakan, kesulitan paling besar dalam segala bidang dan aspek kehidupan adalah memulai. Semua orang punya kapasitas relatif sama, tetapi dibedakan dengan niat dalam memulai.

“Akan banyak pertimbangan yang akan dihadapi, tetapi yang harus pertama dilakukan adalah memulai,” ujarnya.

Ia menyebutkan, manfaat dari memulai bisnis baru selain untuk diri sendiri adalah bisa menjadi sebuah penyelamatan bagi banyak orang dengan merekrut mereka.

Lain halnya dengan peserta yang hadir dari berbagai latar belakang dan tujuan berbeda. Sebagian orang membagikan pengalaman dan kisah perjalanannya di dunia kerja.

Tagor (26) misalnya, ia memulai bisnis dua tahun yang lalu. Ia percaya pintu rezeki paling besar adalah dengan berwirausaha.

HPMI bersama Dispora Kota Bogor, mengadakan diskusi umum, di D’Bozz Cafe, Graha Pena Radar Bogor, Jl KH Abdullah Bin Nuh, Yasmin, Selasa (15/9/2020) dengan tetap menggunakan protokol kesehatan.

Tagor membuat bisnis dengan mengelola sampah, bahan organik menjadi pupuk dan anorganik di produksi menjadi bahan kerajinan. “Alasan saya memulai bisnis ini karena sampah jadi masalah besar sampai saat ini,” katanya.

Tetap saja ada kendala yang ia hadapi apalagi semenjak pandemi, yaitu kepercayaan masyarakat yang masih memandang rendah kegiatan pengolahan sampah.

Rista, seorang Event Organizer dan Wedding Organizer, juga membagikan pengalamannya berbisnis sejak satu tahun lalu.

Ia sempat menghandle kegiatan PLN, Raker Lipi, bahkan acara kepolisian. Sedangkan wedding organizer di Bogor cukup sulit disaat pandemi. Ia memberikan alasan kenapa hadir dalam kegiatan ini,

“Aku tertarik karena ingin tahu banyak ilmu baru, rencananya ingin buka usaha baru. Karena saat pandemi usaha seperti EO dan WO cukup sulit,” ujarnya. Kesulitan utamanya saat ini ialah perihal promosi.

Sedangkan Yoga (23) ia sempat bekerna sebagai pilot di Susi Air, tapi karena terkena PHK semenjak pandemi ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Gunadarma.

“Saya ingin belajar jadi pebisnis. Karena mencari job di penerbangan sangat sulit, di Susi Air 70 orang kena PHK. Rencananya ingin buat usaha tempat makan kaya street food,” tutupnya. (pkl-afifah)