Ini Alasan Lain Komunitas Brompton Tolak Rencana Road Bike Masuk Tol

Ilustrasi. Jalur Sepeda.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Tuai pro-kontra, rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait usulan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar membolehkan road bikemelewati jalan Tol dalam Kota pada jam tertentu, banyak ditolak komunitas sepeda lain.

Salah satu penolakan disampaikan komunitas sepeda lipat Brompton Kelapa Gading dan Sekitarnya (Bogas).

Dilansir Republika.co.id, Ketua Bogas Chriswanto, mengatakan, kebijakan sepeda masuk tol rawan menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan pesepeda motor.

Selain itu, menurut Chris, adanya jalur sepeda di tol juga dapat membahayakan keselamatan pesepeda. Hal itu lantaran Tol dalam Kota di Jakarta tidak didesain layaknya Jembatan Suramadu.

Meskipun nantinya dipisahkan dengan tanda pembatas, Chris menilai, langkah itu belum cukup. Bahkan, yang terjadi dapat menyebabkan kemacetan di dalam tol, lantaran jalur untuk mobil pribadi dan angkutan lain semakin sempit.

Chris melanjutkan, adanya jalur sepeda di dalam tol juga dapat menyebabkan pendapatan dari jalan tol menurun. Pasalnya satu lajur tol dijadikan jalur sepeda berarti mengurangi kapasitas tol untuk kendaraan roda empat dan angkutan lainnya.

Ilustrasi. Jalur Sepeda.

“Kami berharap ada solusi lain dari pemerintah untuk para pesepeda yang lebih cocok diterapkan di ibu kota tercinta ini,” ujarnya.

Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan mengirimkan surat tertinggal 11 Agustus 2020, kepada Menteri Kementerian PUPR Basuki Hadimuljono agar memberi izin membuka satu ruas jalan tol untuk pesepeda.

Jalur sepeda di Tol dalam Kota ruas Kebon Nanas sampai Plumpang tersebut hanya dibuka setiap Ahad pada pukul 06.00 WIB-09.00 WIB, yang hanya diperuntukkan bagi road bike

Sepeda tersebut merupakan jenis sepeda balap berbentuk ramping dan kecil. Sepeda jenis ini bisa melaju hingga kecepatan 60 kilometer per jam, yang biasanya digunakan oleh pesepeda profesional. (*/ran)