Waspada, 30 Warga Pasirangin Terinfeksi DBD

Ilustrasi DBD

CILEUNGSI-RADAR BOGOR, Puskesmas Pasirangin Desa Pasirangin, Kecamatan Cileungsi mengimbau masyarakat meningatkan kewaspadaannya terdapat berbagai macam penyakit lain, selain virus corona atau Covid-19.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Pasirangin Liska Sari mengaku, sejak Januari hingga Agustus ini sebanyak 30 orang telah masuk ke dalam buku catatan terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dia menyebut, seluruhnya terbagi di tiga wilayah diantaranya Desa Pasirangin, Cipenjo dan, Mekarsari. “Ada yang dirawat di RS ada juga yang di rumah,” katanya kepada Radar Bogor, Rabu (12/8/2020).

Dia menuturkan seiring pandemi Covid-19 pihaknya menemukan sebanyak 20 rumah terindikasi terdapat sarang jentik nyamuk DBD.

Di samping itu, katanya lagi, pihaknya turut memberikan penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ke seluruh masyarakat. Dimulai dari aksi Menguras, Menutup dan, Mengubur (3M).

“Ada yang sudah di Fogging dan ada yang belum. Kami terus upayakan agar masyarakat juga ingat bahwa DBB juga mematikan,” ungkapnya.

Dia menegaskan, meski dalam masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) masyarakat tidak boleh lengah dengan kondisi cuaca yang dapat menimbulkan DBD. “Apalagi sekarang akan datang musim hujan. Tetap jalankan PSN dengan 3M di setiap RT dan RW masing-masing,” tukasnya.

Seperti diketahui Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 210 kasus DBD terjadi sejak awal 2020. Meski begitu jika dibandingkan dengan 2019 lalu maka terjadi penurunan kasus DBD di kabupaten.

Bedasarkan informasi yang dihimpun Radar Bogor, Dinkes Kabupaten Bogor merangkum sebanyak 600 – an terjadi sejak awal tahun 2019 hingga Maret lalu.

“Secara keseluruhan, ada 1.210 kasus DBD terjadi selama 2019. Kalau dari Januari ini kasus DBD tercatat sebanyak 210 kasus,” terang Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Intan Widayati.

Dia juga menghimbau, belakangan kondisi cuaca tidak menentu terkadang hujan bisa turun bisa juga tidak. Kemungkinan jika turun hujan, katanya, maka akan menjadi genangan air yang menjadi sarang jentik nyamuk DBD.

Sehingga masyarakat tidak boleh lengah untuk melakukan aksi menguras, menutup dan, mengubur (3M) genangan air. “Genangan air bisa menjadi resiko perindukan jentik nyamuk DBD. Meski sedang wabah Covid-19 jangan sampai lengah,” pungkasnya.(reg)