Ketika Pesohor Terjun ke Pilkada: Oh Lord Atep, Wahai Laksmana Iyeth

Mantan pemain Persib Atep Rizal

JAKARTA-RADAR BOGOR, Para fans Persib Bandung menjulukinya Lord Atep. Ini semacam penghormatan atas dedikasi panjangnya di klub berjuluk Maung itu, tapi sekaligus juga sindiran atas performanya di lapangan yang naik-turun.

Tapi, apa pun itu, nama Atep Rizal selalu tertancap dalam di benak para Bobotoh, sebutan pendukung Persib yang secara demografis bisa dibilang meliputi seluruh Jawa Barat.

Itulah modal berharga pria 35 tahun itu pada pertarungan pemilihan bupati Bandung dalam kapasitas sebagai calon wakil bupati mendampingi sang calon bupati, Yena Iskandar Ma’soem. Selasa (11/8/2020) pasangan tersebut resmi mendapat rekomendasi dari PDI Perjuangan.

’’Rekomendasi kepada Yena dan Atep menjadi calon kepala daerah di Kabupaten Bandung telah menempuh mekanisme yang ada,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Ono Surono seperti dilansir Radar Bandung.

Atep bukan satu-satunya mantan pemain yang berkiprah di politik. Ada eks penggawa Persib lainnya, Heri Rafni Kotari, yang menjadi legislator di DPRD Ciamis.

Aris Budi Prasetyo, mantan personel Petrokimia Putra, sekarang juga menjadi anggota DPRD di Pasuruan. Mantan bintang Persipura Jayapura Jack Komboy malah dua periode menjadi anggota DPRD Papua.

Tapi, untuk pemain yang tahun lalu masih membela Mitra Kukar di Liga 2, karir politik Atep tergolong melaju cepat. Pemain yang bisa berposisi sebagai gelandang serang atau winger itu kini sudah ikut bertarung di perebutan kursi wakil bupati yang akan dihelat serentak pada 9 Desember.

Atep mengatakan terjun ke dunia politik untuk memenuhi panggilan diri sendiri lantaran ingin berkontribusi membangun daerah, khususnya di Kabupaten Bandung. Bagi dia, politik sportivitas menjadi komitmen seorang pemimpin dalam membangun daerah.

’’Basic saya memang di olahraga (sepak bola), tapi saya dengan Ibu Yena sudah menyusun program pembangunan yang bakal bisa dirasakan masyarakat secara langsung. Kesehatan, pendidikan, infrastruktur, kesejahteraan, dan lainnya. Saya yakin tujuan mulia ini bisa membawa Kabupaten Bandung lebih baik,” katanya.

Atep mengungkapkan, ada banyak permasalahan yang terjadi di Kabupaten Bandung. Di antaranya, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Tetapi, di sisi lain dia melihat ada potensi yang harus dikembangkan, terutama dalam hal sepak bola.

Menurut Atep, sudah hampir 20 tahun tidak terdengar kiprah Persikab Kabupaten Bandung yang dulu pernah berlaga di kasta teratas Liga Indonesia. Meski Kabupaten Bandung memiliki Stadion Jalak Harupat, tidak banyak orang yang tahu tentang Persikab.

’’Kalau Persikab ini bisa disentuh dan dikembangkan lagi, saya yakin Persikab akan maju. Intinya, kami datang untuk membawa perubahan,’’ katanya kepada Radar Bandung.

Kalau di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Atep berusaha kembali menjadi ’’Lord”, di Bengkalis, Riau, Iyeth Bustami juga tengah berusaha menjadi ’’Laksmana”.

Kemarin penyanyi 45 tahun itu juga mendapat rekom dari PDIP sebagai calon wakil bupati Bengkalis mendampingi Kaderismanto, sang calon bupati yang juga sekretaris DPD PDIP Riau.

Iyeth memang kelahiran kabupaten yang kaya minyak bumi dan gas itu. Karirnya sebagai penyanyi melesat berkat lagu berirama dan berlirik Melayu, Laksmana Raja di Laut.

’’Laksmana raja di laut. Bersemayam di Bukit Batu.’’ Demikian penggalan lagu tersebut. Bengkalis memang dekat dengan kehidupan maritim. Wilayahnya terdiri atas daratan di Pulau Sumatera dan kepulauan. Bengkalis juga dilewati jalur pelayaran Selat Malaka.

Seperti dilansir Riau Pos, Kaderismanto-Iyeth merupakan satu di antara 6 pasangan calon di Riau yang mendapatkan rekom dari PDIP pada pilkada serentak Desember mendatang.

Lima lainnya adalah Zukri Misran-Nasarudin (Kabupaten Pelalawan), Hendri Sandra-Muhammad Rizal Akbar (Kota Dumai), Sukiman-Indra Gunawan (Kabupaten Rokan Hulu), Suyatno-Jamiludin (Kabupaten Rokan Hilir), dan H Adil-Asmar (Kabupaten Kepulauan Meranti). (jpg)