Musyawarah Daerah X Partai Golkar Kabupaten Bogor Syarat Intervensi

Dari kiri, Wawan Hikal, Airlangga Hartarto,Nur Amin dan Ade Jaro foto bersama pada seuatu kesempatan.

BOGOR-RADAR BOGOR, Musyawarah Daerah Partai Golkar X Kabupaten Bogor sudah dilaksanakan di Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat (7/08/2020).

Mundur Sebagai Calon Ketua, Nur Amin Juga Lepas Keanggotaan Partai Golkar

Hasilnya, dengan suara aklamasi calon tunggal Wawan Haikal Kurdi terpilih sebagai ketua baru menggantikan Jaro Ade yang telah habis masa jabatannya.

Yang menarik pada perhelatan itu adalah, awalnya muncul dua calon yang bakal maju sebagai Ketua DPD Partai Golkar sebagai bentuk dinamika politik di internal.

Namun beredar sehari sebelum pemilihan pernyataan politik salah satu calon Nur Amin yang menyatakan mundur dari pencalonan, sekaligus mundur dari keanggotaan partai berlambang pohon beringin tersebut.

Saat menghubungi calon Nur Amin untuk mengkonfirmasi terkait mundurnya sebagai calon sekaligus mundur dari keanggotaannya sebagai kader Golkar, menurutnya terlalu banyak intervensi dalam pertarungan kali ini.

“Tentu mundurnya saya sebagai calon dan kader Partai Golkar sudah saya pikirkan dan timbang dengan matang dan bijak. Seharusnya partai sekelas Golkar partai besar yang terkenal modern bisa bijak melihat dan memberikan kesempatan kepada semua kader untuk bisa maju. Bukan sekedar loby personal dan finansial” terang Nur Amin.


“Saya juga bingung sampai ancaman kepada saya kalaupun menang dalam pertarungan dalam musda sebagai ketua DPD terpilih, maka Surat Keputusan kepengurusan tidak akan ditanda tangani oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar (DPP) yang kini dinahkodai Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Mentri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia,” lanjutnya.

Terpilih Secara Aklamasi, Wawan Hikal Pimpin Golkar Kabupaten Bogor

Nur Amin juga menjelaskan jika sampai lewat dari pukul 16:00 Kamis (5/8/2020) belum membuat pernyataan mundur, maka musda akan digagalkan dan ditarik ke Jawa Barat.

“Saya sangat menyayangkan demi ambisi politik dan kepentingan pribadi harus mengorbankan partai. Partai cuma dijadikan alat untuk mencapai kepentingan pribadi bukan lagi sebagai wadah aktualisasi kader terbaik yang cinta Golkar, yang ingin mengabdi dan berjuang justru dipenggal hak haknya semena-mena, itulah alasan saya mundur dari keanggotaan kader partai,” tegasnya. (*/ysp)