Penumpang Melandai, Bus Gratis Kemenhub di Stasiun Bogor Bertahap Dikurangi

Wali Kota Bima Arya bersama Kepala BPTJ Polana dan jajarannya usai peluncuran bus berbayar di area Stasiun Bogor, kemarin. Bus gratis bertahap akan dikurangi. Sofyansyah/Radar Bogor

BOGOR – RADAR BOGOR, Bus gratis dari Kemenhub dan Pemprov DKI Jakarta di Stasiun Bogor bertahap dikurangi. Hal itu sering dengan penumpang moda transportasi umum tersebut beberapa pekan terakhir melandai.

Ya, kondisi Stasiun Bogor tak seperti awal pekan biasanya. Kali ini melandai sejak subuh. Terpantau sejak pukul 05.00, antrean di dalam stasiun, maupun antrean bus gratis tak seramai biasanya. Bahkan hingga matahari mulai muncul, antrean semakin melompong.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Eko Prabowo menyatakan penumpang bus gratis di Stasiun Bogor sudah tiga pekan ini melandai.

Meskipun begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tetap mengantisipasi lonjakan penumpang yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

“Kita antisipasi, salah satunya dengan bus premium JR Conexxion itu. Tapi bisa saja masih ada bus gratis lagi untuk cadangannya,” kata Eko pada Radar Bogor saat dijumpai di Stasiun Bogor, kemarin pagi.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Polana B Pramesti menyatakan pihaknya sudah merumuskan beberapa hal terkait kebijakan bantuan transportasi untuk masyarakat Kota Bogor yang ke Jakarta.

Salah satunya pengurangan secara bertahap layanan bus gratis bagi pengguna KRL hingga Desember 2020.

Bus gratis tetap dipertahankan hingga akhir 2020, namun keberadaannya akan dikurangi secara bertahap. Langkah ini terutama untuk mengakomodir kelompok masyarakat yang sangat bergantung pada KRL, karena kemampuan finansial yang terbatas.

“Manakala mereka tidak tertampung sarana KRL karena keharusan penegakan protokol kesehatan. Pengurangan bus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan dinamika kondisi yang terjadi,” kata Polana.

Sebagai penggantinya, sambung dia, BPTJ akan melakukan penyediaan dan peningkatan layanan bus JR Connexion di wilayah Bogor dan sekitarnya. Kebijakan ini untuk mengakomodir kelompok pengguna KRL yang memiliki kemampuan finansial lebih untuk memanfaatkan moda lain manakala mereka tidak terakomodir KRL.

Layanan bus Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion) merupakan layanan bus “jemput bola” dengan titik pemberangkatan dari tempat yang berdekatan dengan pemukiman calon penumpang menuju titik-titik tertentu di Jakarta.

Sifat layanan bus ini adalah point to point, pada pagi hari (jam berangkat kantor) dari daerah pemukiman menuju titik tertentu di Jakarta dan pada sore hari (jam pulang kantor) dari titik tertentu di Jakarta menuju pemukiman yang menjadi tujuan asal layanan tersebut.

Dalam dua minggu terakhir diluncurkan layanan baru JR Connexion di Sentul City Kabupaten Bogor) serta di Perumahan Taman Sari Persada Kota Bogor.

Peluncuran di Taman Sari Persada ini merupakan yang pertama di Kota Bogor. Di mana hal itu berlanjut dengan peluncuran JR Connexion di area pemukiman sekitar Stasiun Bogor, kemarin.

Diharapkan, JR Connexion bisa menjadi solusi pengurai kemacetan. “Itu diharapkan tentunya, bahwa Kota Bogor dikenal dengan kota macet. Sehingga tadinya yang banyak memakai kendaraan pribadi, bisa beralih ke JR Connexion,” sambung Polana.

Soal tarif JR Connexion yang dipatok sebesar Rp15 ribu, Polana mengaku BPTJ sudah melakukan survei. “Tarif yang bisa diterima masyarakat ya segitu,” tukasnya. (dka/c)