Prabowo Masih Capres Terkuat 2024

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto

JAKARTA-RADAR BOGOR, Walau pilpres masih empat tahun lagi, namun lembaga survei tetap memotret elektabilitas para tokoh-tokoh yang layak menggaantikan Joko Widodo (Jokowi) nanti.

Dari sejumlah tokoh publik yang disurvei Y-Publica, terdapat tiga besar nama sebagai kandidat presiden nanti. Yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil alias Kang Emil.

“Prabowo masih menjadi capres terkuat dengan elektabilitas 17,3 persen, diikuti Ganjar 15,2 persen dan Kang Emil 12,1 persen,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangan presnya di Jakarta, Rabu (22/7).

Lebih jauh Rudi Hartono mengatakan, elektabilitas Prabowo memang merosot dari sebelumnya. Pada survei Maret 2020 lalu mencapai 23,7 persen. Meski turun, tapi posisi Prabowo masih unggul.

Ganjar dan Kang Emil naik dari sebelumnya posisi keempat dan kelima kini berada di tiga besar. Ganjar dan Kang Emil mengalami kenaikan elektabilitas. Dari semula 8,0 persen dan 4,9 persen, atau mencapai kisaran dua kali lipat.

“Kenaikan signifikan elektabilitas kedua kepala daerah tersebut berkorelasi erat dengan kebijakan selama pandemi Covid-19,” jelas Rudi.

Sementara elektabilitas Khofifah Indar Parawansa yang sebelumnya di bawah 1 persen kini mencapai 3,7 persen. Menurut Rudi, sebagai gubernur dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa memegang posisi yang sangat strategis.

Adapun untuk Anies Baswedan, elektabilitasnya anjlok dari 14,7 persen menjadi 9,7 persen. Lantas disusul Sandiaga Uno 8,5 persen. “Pamor Anies dan Sandi yang bersinar sejak Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019 kini makin redup,” tandas Rudi.

Selain Prabowo dan empat gubernur itu, Y-Publica juga memotret nama Tri Rismaharini. Dari survei itu elektabilitas Risma cenderung stabil (3,6 persen/3,4 persen), Erick Thohir (4,1 persen/2,9 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,6 persen/2,6 persen), Mahfud MD (2,9 persen/1,3 persen), dan Puan Maharani (1,1 persen/1,2 persen).

Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Juli 2020 terhadap 1.200 orang sample di seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error lebih kurang 2,89 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.(jpc)