25 radar bogor

Merajut Kusut Teologi dan Ideologi

Sehingga, perubahan-perubahan ini mengakibatkan perubahan pada dimensi hidup yang lebih material sifatnya, seperti ekonomi, politik dan budaya secara umum. Manusia pada umumnya adalah makhluk yang menginginkan untuk mengakui satu teologi tertentu, khususnya teologi yang dianggap benar dan sungguh realitanya datang dari Tuhan. Sehingga ketika segala perubahan yang terjadi dalam dirinya  mempengaruhi cara pandang manusia tersebut mengenai dirinya sendiri.

Dengan sendirinya manusia merasakan dan menyadari adanya perubahan tersebut, sehingga manusia tidak mudah terperangkap maupun terjebak dalam ranah berpikir yang monoton atau stagnan yang menjadikan manusia sebagai sosok yang pasif terhadap perubahan, tetapi manusia diuji untuk dapat menjadi berkembang dan terus menjadi sosok yang aktif dalam perubahan tersebut.

Hal yang perlu dikaji sekaligus dianalisis disini adalah bahwa perbedaan dalam berteologi, mungkinkah berpengaruh terhadap cara berideologi terhadap negara. Bagaimana realita sesungguhnya ketika manusia berteologi bisa menyatu dan seiring dengan ideologi bernegara, tentunya dua hal ini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diperbincangkan dalam konteks berbangsa dan bernegara dalam bingkai ideologi Pancasila.

Karena dengan pemahaman semacam itu, ada harapan besar yaitu perubahan yang dirasakan dan dilakukan dapat memberi suatu cara berpikir yang baru dan cara pandang baru mengenai suatu proses bagaimana menjalankan kesinambungan dan sinkronisasi teologi dan  ideologi negara dalam frame perbedaan teologi yang sudah menjadi kodrati manusia, khususnya di negara indonesia yang saat ini sedang mengalami fase di persimpangan jalan demokrasi antara maju menatap masa depan untuk menjadi sebuah negara maju atau malah sebaliknya berjalan mundur akibat masih gagal move on karena meributkan tafsiran isi kandungan sila-sila dalam Pancasila !