25 radar bogor

Soal Kasus Noven, Kompolnas Sarankan Polri Gelar Konfrensi Pers

Noven semasa hidup

BOGOR-RADAR BOGOR,Pengungkapan kasus siswi SMK Baranangsiang, Andriana Yubelia Noven Cahya, yang masih belum jelas hingga saat ini menjadi sorotan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Anggota Kompolnas, Andrea H Poeloengan, angkat bicara mengenai kasus tersebut. Dia menyarankan agar Polri, dalam hal ini Polresta Bogor Kota, untuk melakukan konferensi pers sebagai wujud akuntabilitas publik.

Foto-foto Noven Hilang Misterius dari HP, Keluarga Bakal Lapor Presiden

Sehingga masyarakat terinformasi dengan baik, akurat dan benar untuk memahami kendala dan perkembangan apa saja yang telah dilakukan Polri dalam menangani kasus tersebut.

“Konferensi pers sangat dibutuhkan supaya informasi perkembangan penyidikan tidak ada yang pelintir, serta isu terkait kasus pembunuhan tersebut menjadi tidak jelas,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (12/7).

Mengenai waktu pengungkapan pelaku yang berjalan cukup lama, Andrea tak bisa berkomentar banyak. Sebab, kata dia, penyidikan bukanlah pekerjaan yang mekanik dan matematis. Variabel kecukupan alat bukti dan kemampuan penyidik, serta dukungan teknologi, sarana dan prasarana (Sarpras) serta anggaran juga sangat mempengaruhi kualitas dan lama waktu penyidikan.

“Belum lagi faktor sosial dan antropologi,” terangnya.

Disisi lain, Andrea juga tak paham apa kendala FBI pada kasus ini. Sebab, dia tak mendapat informasi itu langsung dari FBI. Jika disampaikan kepadanya, tentu akan ada pertanyaan serta diskusi lanjutan untuk bisa mengetahui pelaku yang terekam kamera CCTV.

“Karena bukan kewenangan saya penyidikan tersebut maka saya hanya boleh diam saja, aturannya,” jelas dia.

Rekaman CCTV Masih jadi Kendala, Polisi Janji Kasus Noven Tak Dihentikan

Andrea juga meminta kepada keluarga Noven untuk berbicara dengan Kapolresta Bogor Kota terkait dugaan pemantauan yang dirasakan. Sebab, jika hanya asumsi tanpa ada dasar rasional dan fakta permasalahan akan tidak jelas.

“Jangan cuma berasumsi dan merasa tanpa ada dasar rasional dan fakta. Apalagi kalau dijadikan gorengan berita, hanya akan menjadi tidak jelas permasalahannya,” pungkas dia. (gal/c)