25 radar bogor

Warga Mulai Antre di SPBU

Doni/Radar Bogor Mengular: Antrean kendaraan yang mengisi Bbm mulai tampak di sejumlah Spbu di Jalur Bogor-Ciawi-Sukabumi, (16/6).

BOGOR-Aksi mogok para awak mobil tangki (AMT) penyalur bahan bakar minyak (BBM) Pertamina membuat warga Bogor resah. Itu terlihat dari antrean di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), salah satunya di kawasan Caringin, Kabupaten Bogor, kemarin (16/6).

Pantauan Radar Bogor, pengendara roda dua dan empat berduyun-duyun datang untuk mengisi penuh tangki bahan bakar kendaraan mereka. Di antara antrean terlihat pemandangan tak biasa. Beberapa orang tampak menenteng jeriken besar.

“Saya spontan kepikiran beli karena akan ada mogok. Langsung beli saja dari sekarang,” aku Bustomi (52), warga Caringin.

Bustomi juga sengaja menyiapkan BBM lebih banyak untuk bekal mudik. Meski hanya 10 liter, cukup untuk mengantarnya pulang kampung naik motor ke Cilacap, Jawa Tengah.

Selain Bustomi, warga lainnya Wahyudin (37) mengaku membeli lebih banyak untuk BBM jenis pertalite. Ia pun membawa empat jeriken ukuran 25 liter. Semuanya diisi penuh. “Sekalian buat dijual lagi. Nanti kan langka,” ucap pengecer bensin itu. Menurutnya, bensin eceran menjadi incaran para pengendara. Terlebih bila terjadi kelangkaan akibat mogoknya para sopir tangki Pertamina.

Di bagian lain, ekonom Syaifuddin Zuhdi menyebut aksi mogok para sopir tangki akan membawa dampak luar biasa. Ia memprediksi akan terjadi inflasi besar-besaran jika distribusi BBM terhambat selama mudik Lebaran.

”Kalau terjadi kelangkaan, otomatis akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Distribusi bahan pokok akan terhambat. Masyarakat akan sangat dirugikan,” sebutnya kepada Radar Bogor kemarin (16/6).

Terlebih, dalam hitungan hari, mayoritas masyarakat Indonesia merayakan Hari Raya Idul Fitri. Per­mintaan bahan pokok juga se­dang tinggi-tingginya. Tak heran jika harga-harga barang pokok akan naik drastis. Dirinya mem­prediksi, jika aksi mogok berlanjut, maka kenaikan bahan pokok bisa mencapai 50 persen.

“Akan ada inflasi yang sangat tinggi. Akan ada kelangkaan bahan pokok di saat masyarakat sedang butuh-butuhnya di Idul Fitri. Harga-harga akan naik,” terangnya.

Secara teknis, ia menjabarkan naiknya harga-harga tersebut terjadi karena permintaan lebih tinggi dari penawaran. “Otomatis masyarakat akan berburu dan berapa pun akan dibeli,” kata pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor itu.

Maka, menurutnya, pemerintah perlu mengantisipasi dengan berbagai cara agar distribusi BBM tidak terhenti meski AMT mogok kerja. Caranya, bisa dengan meminta bantuan AMT dari luar kota untuk didatangkan ke wilayah Bogor.

“Mengantisipasinya harus ada alternatif untuk distribusinya. Yang pasti, distribusi jangan sampai terhenti, sehingga BBM tetap ada di masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, mengantisipasi aksi mogok, Kapolres Bogor AKBP AM Dicky mengatakan telah melakukan rapat bersama dengan Hiswana Migas. Ia akan berkoordinasi dengan para kapolsek di wilayah hukum Kabupaten Bogor agar berkoordinasi juga dengan SPBU-SPBU di wilayah hukumnya masing-masing.

 

“SPBU itu juga akan kami pantau stok BBM-nya. Bahkan, bila Pertamina membutuhkan pengawalan untuk mengirimkan pasokan BBM menuju SPBU, kami siap mengawal,” ujarnya.

Ia melanjutkan, pengawalan dilakukan agar pasokan bensin dapat berjalan aman sampai ke SPBU yang menjadi tujuan. “Tinggal nanti dari Hiswana Migas atau Pertamina saja meminta kepada kami untuk jadwal pengawalan,” tuturnya.

Ia menambahkan, jika telah mengirimkan permintaan pengawalan, nanti Polres Bogor akan membagi anggota per SPBU di setiap wilayah hukum polsek. “Kami masih menunggu keputusan dari Jakarta seperti apa solusinya terkait aksi yang akan dilaksanakan tersebut,” tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan AMT dari PT Pertamina Patra Niaga akan melakukan mogok kerja di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi pada 19 Juni 2017.

Namun, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Rudy Permana mengatakan, pasokan BBM akan tetap aman. Sebab, orang-orang yang melakukan aksi mogok sebenarnya bukan pekerja aktif Pertamina Patra Niaga.(don/rp1/rp2/d)