25 radar bogor

Transpakuan Kembali Beroperasi Pascalebaran

BOGOR–Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) mulai bangkit dari mati surinya. Pasalnya, Plt Direktur PDJT, Rakhmawati, tengah membenahi beberapa bus Transpakuan yang tak layak fungsi. Namun, dana perbaikan tersebut malah dipertanyakan karyawan yang hingga kini gajinya belum dibayar selama lima bulan.

Kepala Operasional PDJT, Fajar Cahyana, merasa heran dari mana Plt Dirut PDJT memperoleh dana untuk perbaikan bus-bus Transpakuan. Pasalnya, sudah tidak ada lagi pos anggaran yang bisa digunakan PDJT, sampai-sampai tidak bisa menggaji 145 karyawannya selama lima bulan. “Dananya dari mana? Kalau memang ada uang, kenapa tidak digunakan untuk bayar gaji pegawai dari awal?” keluhnya kepada Radar Bogor.

Hal tersebut pun belum bisa dijawab oleh Rakhmawati. Yang pasti, dirinya menjelaskan, dana yang digunakan untuk perbaikan bus dan operasional bukan diambil dari anggaran PDJT. “Konsekuensi sebagai plt dirut, saya harus membuat bus ini jalan. Nanti akan ada surprise yang luar biasa,” jelasnya ketika dikonfirmasi.

Pihaknya, kata dia, tengah membenahi sepuluh bus Transpakuan yang kondisinya sudah tidak layak jalan. Artinya, akan ada 20 bus Transpakuan yang disiapkan PDJT untuk beroperasi setelah Lebaran. “Yang dibetulkan sekarang ada sepuluh kendaraan. Perbaikannya maksimal, bukan asal-asalan. Habis Lebaran baru dioperasionalkan,” terangnya.

Untuk mengoperasikan sebanyak 20 bus, pihaknya hanya membutuhkan sebanyak 80 karyawan. Maka dari itu, kata Rakhma, akan ada pemangkasan karyawan. Hal tersebut dengan berat hati akan dilakukan demi menyehatkan perusahaan yang telah lama sakit. “Kalau tidak ada pemangkasan bakal begini terus. Tapi, pemangkasannya dengan cara-cara yang baik,” kata dia.

Rencananya, pemangkasan tersebut dilakukan melalui mekanisme seleksi yang dilakukan tim independen. Terpenting, menurutnya, khusus untuk sopir hanya dibutuhkan sebanyak 44 orang, dari kondisi sekarang yang ada sebanyak 50 orang lebih. “Artinya akan diseleksi ulang. Seleksinya pun kalau bisa dilakukan oleh pihak luar yang lebih independen,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengaku, belum tahu pasti pos anggaran yang digunakan untuk perbaikan sepuluh bus Transpakuan. Ia malah menduga, uang tersebut merupakan sisa hasil penjualan tiket sebelum bus Transpakuan berhenti beroperasi. “Mungkin ada sisa ya dari anggaran ticketing kemarin, sebelum pak Krisna (direktur lama) mengundurkan diri. Mungkin menggunakan itu,” kata Usmar.

Penanganan jangka pendek, kata dia, sudah dilakukan pemkot melalui pemenuhan beragam kebutuhan. Salah satunya dengan menggratiskan sekolah anak-anak karyawan PDJT. Sementara untuk jangka panjangnya, dirinya berharap agar segera ada investor yang mau mendanai PDJT.

“Sambil mencari jalan keluar untuk menyelesaikan secara bertahap. Harapannya, pihak ketiga/investor cepat masuk,” tandasnya.(rp1/c)