RADARBOGOR, DPRD Kabupaten Bogor angkat bicara soal hoax Nissa Sabyan yang sempat menghebohkan dunia maya, kemarin. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, M Rizky, menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang memalukan, karena mencoreng nama baik Bumi Tegar B e r i man.
“Ketika saya harus memilih satu kata dalam kejadian ini, memalukan. Banyak sekali masyarakat yang mengeluh, karena kejadian ini ramai di nasional,” kata Rizky kepada Metropolitan, kemarin.
Selain mencoreng, ia menganggap kejadian tersebut ikut menenggelamkan prestasi Kabupaten Bogor sebagai juara umum dengan raihan medali terbanyak hingga saat ini. Prestasi itulah yang justru harus dibanggakan, namun seketika dirusak dengan adanya berita hoax. “Banyak masyarakat yang mengadukannya ke saya soal kekecewaannya,” ungkapnya.
Rizky melanjutkan, panitia seharusnya mempercayakan acara kepada event organizer (EO) yang benar-benar kompeten. Sebab, porda merupakan hajatan olahraga besar yang pengelolaannya tidak boleh main-main. “Kalau seperti ini kan yang jelek jadi semuanya. Evaluasi pasti ada, besok (hari ini, red) kami rapat bareng pimpinan jadi belum bisa bicara banyak soal hasilnya,” terangnya.
Sementara itu, Penanggung Jawab Sukses Ekonomi, Rony Sukmana, mengaku pasrah dengan kondisi yang terjadi. Namun kenyataannya, kondisi ini merupakan kebohongan publik yang tak dapat dimungkiri. “Dianggap kebohongan publik, mangga silakan. Memang begitu kenyataannya. Panitia dan EO sudah minta maaf, jadi apalagi,” kata Rony saat ditemui di gedung DPRD Kabupaten Bogor, kemarin.
Rony menceritakan, mekanisme penunjukan EO Kertas Putih dilakukan setelah EO tersebut mengajukan ke bupati Bogor dengan cara sponsorship. Mereka menyewakan tenda-tenda dan membuat pesta rakyat. Jadi, menggunakan sistem subsidi silang.
Terpisah, Penanggung Jawab Pesta Bogor Raya (PBR), M Burhani, berkilah jika pihaknya sudah menekan pihak EO dalam hal ini manajemen Kertas Putih untuk menjelaskan permasalahan tersebut ke masyarakat dan media. “Kita sudah minta dan mengejar mereka agar menjelaskan ini ke masyarakat dan katanya ada miskomunikasi. Sebenarnya acara ini juga diperuntukkan penggalangan dana korban gempa Palu,” katanya.
Terpisah, Sekretaris MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Bogor, Edy Edward, mengatakan, kebohongan yang dilakukan pihak EO dengan menempelkan beberapa artis ibu kota adalah kejahatan sosial yang harus dipertanggungjawabkan secara hukum. Terlebih, ribuan masyarakat Kabupaten Bogor menjadi korban berita palsu yang diselenggarakan panitia bersama EO.
“Di pamflet-nya sudah jelas pembukaan dengan menghadirkan artis ibu kota, kok sekarang mereka nggak datang alasannya untuk pengumpulan dana. Ini kan sangat tidak profesional,” tegasnya.
Sebelumnya, pembukaan Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat XIII yang diselenggarakan meriah di Stadion Pakansari, Sabtu (6/10), ternyata menyisakan masalah lantaran salah satu grup musik Sabyan Gambus atau Nisa Sabyan merasa dirugikan karena dicantumkan dalam pamflet iklan serta sejumlah papan iklan tanpa konfirmasi.
Melalui akun instagram resmi @sabyan_gambus, pemberitaan terkait Nissa Sabyan batal tampil di Stadion Pakasari Bogor ternyata pihaknya tidak pernah memiliki jadwal untuk show di Stadion Pakansari, Bogor. “Panitia acara melakukan pembohongan publik dengan menyebarkan baliho yang mencantumkan sabyan/nisa akan tampil di sana,” tulis akun @sabyan_gambus.
Selain itu, menurut akun itu, panitia melakukan pembohongan dengan memasang logo Sabyan di panggung acara. “Panitia melakukan pembohongan publik, dengan mengumumkan Nissa Sabyan akan tampil keesokan harinya,” tambahnya. (fin/c/yok/py)