Pesantren Salaf atau Pondok Pesantren Salafiyah adalah sebutan bagi pondok pesantren yang mengkaji kitab-kitab kuning (kitab kuno). Pesantren salaf identik dengan pesantren tradisional (klasik), yang berbeda dengan pesantren modern dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya.
Seperti halnya Pesantren Ash Shogiri yang dikunjungi Radar Bogor awal pekan kemarin.
Di pesantren salaf, hubungan antara kiai dengan santri cukup dekat secara emosional. Kiai terjun langsung dalam menangani para santrinya. Jenis pesantren seperti ini bisa kita lihat di Pondok Pesantren Ash Shogiri yang terletak di Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Pemilik pesantren, Robiah Adawiah menjelaskan bahwa metode pengajaran yang diterapkan di Ash Shogiri terbagi menjadi dua, yaitu metode sorogan wetonan dan metode klasikal. Metode sorogan adalah sistem belajar mengajar di mana santri membaca kitab yang dikaji di depan ustaz atau kiai.
Sedangkan sistem weton adalah kiai membaca kitab yang dikaji, sedangkan santri menyimak, mendengarkan, dan memberi makna pada kitab tersebut.
Metode sorogan dan wetonan merupakan metode klasik dan paling tradisional yang ada sejak pertama kali lembaga pesantren didirikan, masih tetap eksis dan dipakai sampai saat ini.
“Adapun metode klasikal adalah metode sistem kelas yang tidak berbeda dengan sistem modern. Hanya saja, bidang studi yang diajarkan mayoritas adalah keilmuan agama,” katanya kepada Radar Bogor.
Kata dia, Ramadan maupun bukan bulan Ramadan, suasana dan pengajaran di ponpes yang ia pimpin dan kelola tersebut tidak ada perbedaan. Semua sama, yang membedakan hanya penambahan kegiatan umum di bulan Ramadan, seperti sahur dan buka puasa bersama, serta Tarawih berjamaah.(ran/c)