Tak banyak diketahui, Indonesia memiliki seorang art dealer perempuan pertama yang namanya sudah bergema di seluruh dunia. Jais Darga membagikan kisahnya dalam sebuah buku otobiografi, ‘Jais Darga Namaku.’ Ditulis oleh penyair andal Ahda Imran, otobiografi Jais Darga mengisahkan seluruh perjalanannya sejak lahir hingga akhirnya merasakan manisnya kesuksesan.
Setelah lebih dari 30 tahun menaklukkan kubu-kubu seni di berbagai kota besar dunia. Memulai perjalanan masa mudanya dengan berkelana di dalam dunia anak muda Kota Bandung periode 1970-an, hingga mengenal bisnis seni rupa di Paris, London, Amsterdam, New York, Singapura dan Hongkong.
Ambisi yang membuatnya dikenal sebagai Jais Darga atau Madam Darga, seorang art dealer internasional di Paris. Ambisi yang membuat Jais Darga terus mengembara ke banyak negeri jauh, sehingga ia tak bisa lagi membedakan apakah ia sedang ‘pergi’ atau ‘pulang’.
”Kisah perjalanan hidup saya memang hanya bisa ditulis oleh seorang teman baik. Ahda Imran, yang merupakan penulis puisi dan penyair yang karya-karyanya sudah sering dibuat pementasan teater, adalah teman baik saya yang mampu mengolah cerita-cerita hidup saya yang saya sampaikan padanya menjadi sebuah buku seperti ini,” ungkapnya saat konferensi pres di Club House, kawasan Jakarta Selatan, Kamis (12/4).
Jais Darga yang telah memulai kariernya di industri seni sejak tahun 1980-an ini, ia pun mendatangkan karya-karya seni ke Tanah Air. Seluruh lapisan kisah berpusat pada ambisi serta pergulatan dalam mempertahankan kedaulatan diri Jais Darga. Bukan dalam dunia bisnis belaka tetapi juga terhadap kuasa lelaki.
”Saya harap dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca akan kehidupan saya sebagai art dealer, dan saya ingin yang membaca buku saya dapat bekerja keras tidak mengenal lelah dalam melakukan bisnis lukisan di luar negri dan tidak takut bersaing dengan bangsa lain,” tutupnya.(fid/JPC)