Masih banyak orang yang ingin berbagi ilmu, tapi tidak memiliki keberanian dan rasa percaya diri karena tak memiliki wadah atau tempat mewujudkan niat baiknya. Kondisi tersebut membuat beberapa orang yang merasakan hal sama, bergerak mendirikan wadah yang bertujuan untuk berbagi ilmu.
RUMAH Berbagi berangkat dari sebuah ide RR Tri Palupi Prehendah Purwastuti yang akrab disapa Pipi. Dia melihat di sekelilingnya masih banyak yang membutuhkan bantuan.
Ia melihat banyak orang yang memiliki niat belajar, namun karena masalah ekonomi mereka tidak bisa mewujudkan keinginannya. Kemudian, ia berinisiatif mendirikan komunitas untuk berbagi ilmu, salah satunya memasak.
Pipi pun mengajak teman-temannya melalui media sosial untuk bergabung di komunitas yang bergerak pada bidang sosial dengan ide ingin berbagi hal nyata untuk orang yang membutuhkan, agar bisa memiliki keahlian dan kreatif membuat sesuatu untuk bisa dijadikan sebagai peluang usaha.
Ternyata posting-an di Facebook-nya, mampu menarik perhatian orang-orang dari berbagai daerah. Kemudian pada 10 Oktober 2015, dibentuklah Komunitas Rumah Berbagi.
”Kami ingin masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, bisa mengolah makanan yang enak, berkualitas, bergizi dan bersih untuk keluarga, terlebih bisa menambah penghasilan dengan berjualan makanan,” tutur pendiri sekaligus Ketua Komunitas Rumah Berbagi RR Tri Palupi Prehendah Purwastuti.
Rumah Berbagi adalah komunitas yang anggotanya ibu-ibu dengan hobi memasak yang memiliki visi dan misi ikhlas berbagi. Rumah Berbagi juga wadah untuk orang yang senang membuat orang lain bahagia. Yang utama, berbagi, belajar dan ikhlas.
”Kami ingin membuat orang lain bahagia, kemudian wadah saling belajar. Karena di sini kita juga belajar kesabaran, memahami yang lain dan kita ini bisa melakukan hal kecil yang memiliki arti besar untuk orang lain,” tuturnya.
Tujuan komunitas Rumah Berbagi agar para ibu yang memiliki visi-misi ingin berbagi ilmu, memiliki wadah karena banyak sekali yang ingin berbagi tetapi tidak memiliki wadah, sehingga hanya berkeinginan tapi tidak berani mencetuskan dan menjalankannya.
Anggota dari Rumah Berbagi ini berkomitmen mandiri. Dalam program kegiatan memang ada donasi tetapi hanya digunakan kegiatan berbagi, transportasi, makan. Dan jika ada kegiatan ke luar kota, seperti penginapan, ditanggung masing-masing.
”Donasi hanya untuk kegiatan berbagi. Sementara keperluan pribadi ditanggung masing-masing anggota. Komunitas ini menjadi wadah ibu-ibu yang ikhlas berbagi,” tuturnya.
Visi dan misi besar dari Komunitas Rumah Berbagi adalah membantu pemerintah mencerdaskan keluarga Indonesia. Selain itu, Komunitas Rumah Berbagi juga ingin bermanfaat untuk lingkungan dan anggota. Sasarannya, orang yang membutuhkan.
Anggotanya pun kini tersebar hampir di seluruh Indonesia, untuk Bogor sudah ada 200 orang. Komunitas ini memiliki pertemuan satu bulan sekali di setiap kegiatan, tetapi tidak menutup kemungkinan ada pertemuan lainnya.
Rumah Berbagi juga membentuk grup WhatsApp ke dalam beberapa bagian, yaitu grup WhatsApp aktif, grup non-aktif di Facebook, grup pengurus, dan grup event.”Kami berkoordinasi dan rapat melalui WhatsApp, pertemuan kopi darat hanya di awal tahun,” ujarnya.
Untuk menjadi anggota tidak ada persyaratan apa pun, terpenting memiliki keikhlasan berbagi, tidak harus memiliki basic kuliner atau craft. Tak kalah penting, diizinkan suami dan memiliki waktu luang.
”Anggota saat ini dari berbagai bidang seperti arsitek, ilmu hukum, dosen, dan lain-lain. Jadi tidak harus berlatar belakang kuliner atau craft, karena di setiap pelatihan mengadakan latihan bareng. Jadi tidak harus memiliki skill khusus, semua bisa bergabung,” tuturnya. (rp3/c)