NANGGUNG–Nasib 120 pedagang Pasar Nanggung terkatung-katung. Mereka dengan tegas menolak pindah ke Pasar Rakyat Nanggung karena mahalnya biaya administrasi.
Ketua Paguyuban Pasar Nanggung Husni mengatakan, rekan-rekannya saat ini masih berdagang di pasar penampungan.
“Sehari omzet dari hasil berdagang para pedagang pasar hanya Rp300 ribu. Sedangkan kami diminta bayar Rp4 juta per kios. Makanya kami belum pindah,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (3/1).
Selain itu, tambahnya, bentuk kios pasar pun dianggap tidak layak bagi para pedagang. “Apalagi bagi pedagang daging dan sayuran,” ucapnya.
Husni juga meminta agar PD Pasar Tohaga lebih mengutamakan kepentingan pedagang dan warga, ketimbang meraup keuntungan perusahan semata.
“Pasar Cigudeg saja administrasinya hanya Rp1 juta. Kami minta seperti itu lah. Jangan dibedakan, karena sama-sama cari rezeki,” ucapnya.
Sementara itu, Camat Nanggung Mulyadi mengaku jika keluhan pedagang sudah dilaporkan kepada pemerintah terkait. “Ditunggu saja, semoga ada solusinya,” singkatnya.
Sebelumnya, Dirut PD Pasar Tohaga Eko Romli menjelaskan, biaya administrasi pedagang sudah sesuai perhitungan, yakni meliputi dana stimulus. Termasuk membayar kartu tanda berdagang (KTB) sebesar Rp50 ribu per tahun.
“Juga ada biaya surat pemakaian tempat usaha (SPTU) sebesar Rp1.500.000 selama lima tahun. Tujuannya agar tidak diperjualbelikan. Dengan total mencapai Rp5.150.000. Tetapi hasil koordinasi dengan unit menjadi Rp4 juta saja,” tukasnya.(all/c)