25 radar bogor

Yerusalem Ibu Kota Israel di Buku IPS

VIRAL: Isi dalam buku pelajaran IPS kelas 6 bahwa Yerusalem adalah ibu kota dari Israel beredar di medsos.
VIRAL: Isi dalam buku pelajaran IPS kelas 6 bahwa Yerusalem adalah ibu kota dari Israel beredar di medsos.

BOGOR–Kehebohan kembali terjadi di dunia pendidikan Indonesia. Kali ini, tengah viral di media sosial soal isi buku dalam pelajaran kelas 6 SD. Dalam buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terbitan Yudhistira, dituliskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota dari Israel.

Unggahan yang tersebar di Facebook dan WhatsApp itu menjadi ramai diperbincangkan apalagi menyusul keputusan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Keputusan sepihak terhadap kota yang disengketakan selama puluhan tahun itu kembali membangkitkan amarah yang kuat di seluruh dunia. Terkait viralnya unggahan  isi buku pelajaran itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI pun membenarkan bahwa buku itu merupakan buku terbitan Yudhistira Tahun 2008.

“Ya, itu buku yang di SK-kan tahun 2008. Itu merupakan hasil penilaian dari Kemen­dikbud pada 2008 untuk menjalankan Kurikulum 2006,” kata Kepala Litbang Kemen­dikbud RI Totok Suprayitno di Jakarta, Selasa (12/12).

Totok mengatakan, pihaknya menyambut positif respons masyarakat dalam menanggapi informasi soal isu buku IPS kelas 6 tersebut. Masyarakat kini sudah jeli dalam menerima bahan pelajaran yang ada di satuan pendidikan.

“Artinya apa? Ekosistem perbukuan jalan. Bahwa masyarakat peduli ada bahan ajar yang mungkin salah dikirim kepada anak-anak kita dan tidak diam. Nah, ini salah satu tanda yang baik. Jadi, masyarakat peduli dan melaporkan ada koreksi melalui medsos,” papar Totok.

Diketahui, aturan soal terbitan buku pelajaran ada dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan. Aturan itu menyatakan, buku pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan kompetensi inti dan dinyatakan layak oleh Kemendikbud untuk digunakan pada satuan pendidikan.

Selanjutnya, Totok meminta pihak penerbit untuk meralat kesalahan informasi yang ada di dalam buku tersebut. “Buku itu agar tidak terus-menerus salah, akan segera dilakukan ralat. Lalu yang sudah ada di website itu di-off dulu sementara sampai nanti ada koreksi,” pungkasnya.

Kadisdik Kota Bogor, Fah­ruddin mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir karena pihaknya telah menginstruksikan agar semua buku yang akan digunakan siswa harus dibaca terlebih dahulu guru.

Fahrudin mengimbau, isi suatu buku pelajaran hendaklah tidak membuat gaduh. “Jika ditemukan di Kota Bogor harus segera diralat dan dijelaskan kepada anak-anak,” tuturnya.

Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Ade Suryana mengaku akan melakukan pengecekan dan jika ditemukan akan ditindaklanjuti. “Kami akan meluruskan kepada anak-anak, karena hal tersebut berpengaruh pada mereka,” jelasnya.

Ketua MUI Kabupaten Bogor, Mukriaji menegaskan, jika memang benar buku tersebut ditemukan harus dikonfirmasi kebenarannya oleh pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan maupun kementerian. “Karena hal ini sangat berbahaya, mempengaruhi anak-anak,” tambahnya. Menurutnya, pelajar saat ini sudah cerdas, terlebih banyak informasi yang bisa mereka dari internet.

Terpisah, JawaPos.com (Grup Radar Bogor) berusaha menghubungi Kantor Redaksi Yudhistira yang ada di Bogor. Saat dihubungi pertama kali, belum ada yang mau memberikan pernyataan resmi dari pihak Yudhistira.

Resepsionis menyatakan bahwa jajaran marketing dan redaksi tengah mengadakan rapat dan meminta untuk kembali menghubungi beberapa saat lagi. Untuk kedua kalinya, lagi-lagi tak ada jawaban dan meminta untuk kembali menghubungi besok hari.(cr1/jp/c)