25 radar bogor

Vaksinasi Tahap Dua Belum Jelas, Pemkot Bogor Minta 16 Ribu Dosis

Wakil Wali Kota, Dedie A Rachim bersama unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) lainnya menjalani penyuntikkan vaksin jenis Sinovac yang kedua, Kamis (28/1/2021). Foto Andika/Radar Bogor
Wakil Wali Kota, Dedie A Rachim bersama unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) lainnya menjalani penyuntikkan vaksin jenis Sinovac yang kedua, Kamis (28/1/2021). Foto Andika/Radar Bogor

BOGOR – RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, hingga kini belum mendapatkan kepastian kapan distribusi vaksin untuk tahap yang kedua. Hal itu, diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim di Balaikota, Kamis (18/2/2021).

Menurut dia, vaksinasi tahap kedua akan dilangsungkan bulan depan. “Pengajuan 16 ribu dosis vaksin itu, juga sudah dilakukan sejak jauh – jauh hari,” paparnya kepada Radar Bogor.

Dedie menjelaskan, vaksinasi tahap kedua ini akan menyasar dan diprioritaskan kepada pelayanan publik, tokoh agama, dan kategori masyarakat lainnya. Sementara tu, jenis vaksin yang akan diberikan masih sama yakni Sinovac.

“Sasarannya, 13 kategori yaitu anggota DPRD Kota Bogor, TNI/Polri, pejabat pemerintah Kota Bogor, ASN dan Non-ASN di lingkungan Pemerintah Kota Bogor, pegawai BUMD, guru/dosen, tokoh agama, pelaku pariwisata, pedagang pasar, organda, pengemudi ojek/taksi online hingga wartawan,” urainya.

Pendistribusiannya, sambung dia, masih menunggu arahan dari pemerintah pusat. Dedie mengaku, sudah mencari informasi ke Biofarma, Bandung belum lama ini.

Secara akumulatif, Dedie menyampaikan, Pemkot Bogor mengajukan sekitar 700 ribu dosis vaksin ke pemerintah pusat. Hal itu, sesuai dengan perhitungan terhadap total jumlah penduduk yang ada di Kota Bogor.

“Dari 1,1 juta penduduk Kota Bogor, ada beberapa kategori yang tak diperbolehkan menerima vaksin. Yaitu masyarakat dengan rentan usia di bawah 17 tahun dan lansia diatas 59 tahun,” jelasnya.

Namun, dengan kebijakan pemerintah yang baru yakni penyintas, komorbid, dan lansia diperbolehkan, maka akan ada penambahan jumlah sasaran menjadi sekitar 800 hingga 900 ribu orang.

Namun, di bagian lain hingga saat ini pula sudah ada sebanyak 13.018 atau 78,31 persen vaksin yang sudah tersuntikkan. Rinciannya, sebanyak 8.413 dosis dari tahap pertama dan sebanyak 4.605 dosis dari tahap kedua.

“Itu data sampai Selasa (16/2/2021). Dan dari tahap pertama dan kedua ada 2.413 vial vaksin yang tak disuntikkan. Hal itu karena nakes yang teregistrasi tak lolos seleksi,” beber Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Erna Nuraena.

Sedangkan, kata dia, total sisa vaksin (dari yang sudah terdistribusi ke fasyankes) sebanyak 3.605 vial. Vaksin tahap satu, sebanyak 747 vial dan sisa tahap kedua sebanyak 2.858 vial.

Ia menambahkan, vaksin yang tak terpakai itu dialokasikan untuk nakes yang belum masuk sasaran awal. “Artinya, akan disuntikkan untuk sasaran berikutnya atau pada tahap kedua,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengaku, siap untuk menerima suntikkan vaksin tahap kedua. “Saya siap dari awal, karena kemarin tak boleh,” kata Bima yang juga Penyintas Covid-19 tersebut.

Hanya saja, kata dia, sebelum disuntik harus tetap menunggu pemeriksaan kesehatan atau medical check up dari tim dokter. “Nanti kan dicek lagi keseluruhan kalau dokter menyatakan boleh ya saya siap,” aku Bima.

Sementara itu, Bima yang saat ini menjadi Ketua Dewan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) akan melakukan sinkronisasi.

“Selama ini sinkronisasinya masih lemah, terutama di covid. Jadi saya akan fokus menggalang kebersamaan teman-teman kepala daerah agar bisa sinergi dengan pemerintah pusat,” katanya.

Sehingga dalam penanganan Covid-19, ada dua bidang yang masih menjadi persoalan utama yakni kesehatan dan ekonomi.

“Untuk sektor ekonomi misalkan daerah harus bisa dapat kepastian soal PEN seperti apa. Lalu untuk sektor kesehatan, daerah harus mendapat kepastian soal skema vaksin seperti apa, mana yang dipriotitaskan dan sebagainya,” urai Bima.

Bima juga menyinggung hal lainnya yang perlu diselaraskan bersama. “Contoh soal atlet yang harus berlaga di kejuaraan tingkat daerah hingga nasional. Hingga persoalan vaksin mandiri yang belum dapat kejelasan,” paparnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, dr Sri Nowo Retno mengatakan, saat ini sasaran tenaga kesehatan sesuai yang terdata di Sistem Informasi SDM Kesehatan berjumlah 10.772 dan yang sudah register 10.742 atau sudah 99,72 persen.

“Di Surat Edaran Kemenkes terbaru untuk penyintas Covid-19 lebih dari tiga bulan, komorbid yang terkontrol, ibu menyusui dan lansia boleh diberikan,” katanya.

Ia menambahkan, dalam waktu satu pekan ini pihaknya akan menindaklanjuti dengan mendata kembali 2.296 Nakes yang eksklusi (komorbid, penyintas Covid-19, ibu menyusui dan lansia) tersebut untuk di skrining sehingga bisa diberikan vaksinasi. (dka/c)