BOGOR–Prestasi membanggakan diraih Ni Putu Xyieloveeda Sequioa atau akrab dipanggil Selo. Berkat penelitiannya dari limbah tulang ayam, siswa kelas dua SMP Mardi Waluya Bogor ini berhasil lolos hingga babak grand final dalam lomba peneliti belia nasional.
Bahkan, Selo diundang khusus untuk ikut dalam ajang yang sama di tingkat internasional, 1st International RMC Young Scientist Conference & Exhibition 2017 di Kuala Lumpur Malaysia pada 10-15 Juli mendatang.
Tentu saja, undangan perlombaan itu menjadi kabar gembira untuk Selo. Tetapi, kondisi keuangan keluarga dan sekolahnya membuat mimpinya masih menggantung. Pasalnya, Selo membutuhkan biaya tidak sedikit untuk akomodasi kegiatan tersebut. “Biayanya bisa mencapai Rp20 juta untuk ongkos pesawat pulang pergi dan penginapan,” keluh ayah Selo, Harry Mulyadi saat berkunjung ke Graha Pena Radar Bogor, kemarin (20/4).
Menurut Harry, undangan itu merupakan kesempatan luar biasa yang diberikan pada anaknya karena bisa membawa harum nama Kota Bogor termasuk Indonesia. “Sebetulnya sekolah sudah mendukung dan membantu, tapi hanya sampai grand final. Untuk ke luar negeri, mereka tidak bisa karena tak ada dananya,” jelasnya.
Oleh sebab itu, kata Harry, dirinya mengetuk kepedulian siapa pun yang bersedia membantu anaknya. “Saya sudah datang ke dinas pendidikan, tapi belum bisa bertemu langsung dengan kadisdiknya. Apa pun caranya berusaha ditempuh, makanya kami minta bantuan media,” tambahnya.
Harry mengatakan, kegigihan anaknya menyiapkan penelitian itu patut diacungi jempol. “Karena itu, saya harus mendukungnya,” tegasnya. Awal pengambilan ide tersebut, kata Selo, ketika keluarganya sering melihat banyak tulang ayam yang dibuang orang-orang di rumah-rumah, restoran maupun pedagang kaki lima. “Dari situ, saya berpikir bisakah tulang ayam dimanfaatkan. Setelah cari sumber sana-sini, akhirnya limbah ini diolah sedemikian rupa, hingga jadi pakan untuk ayam,” jelas Selo.
Nah, ternyata, bidang penelitiannya itu menarik dan diundang ke Malaysia. Ia juga mengakui, penelitiannya dilakukan berdua dengan teman sekelasnya, Juan Kelvin Immanuel.
“Ia mundur karena soal biaya ini, tapi saya ingin usaha dulu dan kebetulan pendaftarannya diperpanjang,” pungkasnya.(pia)