25 radar bogor

Pelaku Pembacokan Diciduk

BERI KETERANGAN: Kapolsek Citeureup Kompol Tri Suhartanto saat diwawancara wartawan.
BERI KETERANGAN: Kapolsek Citeureup Kompol Tri Suhartanto saat diwawancara wartawan.

CITEUREUP–Setelah melaku­kan pengejaran, Polsek Citeu­reup akhirnya berhasil menang­kap pelaku pembacokan bebe­rapa siswa swasta di Kabupaten Bogor, kemarin. Nanang Kurni­awan (17), anak dari Jaja Miharja (53), ditangkap di kedia­man­nya, area Desa Gunungputri Keca­matan Gunungputri.

Nanang, diketahui telah melaku­kan pembacokan pada tiga orang siswa, yakni Muhammad Pranali (16), Muhammad Reza (15), dan Dafa Saidi (15) di area Jalan Raya Mayor Oking pada Jumat lalu (28/10).

Kepada Radar Bogor, Kapolsek Citeureup Kompol Tri Suhar­tanto menerangkan, pelaku ditangkap karena terbukti telah melukai para korbannya. De­ngan sebilah celurit, Nanang membuat para korbannya mengalami cacat bahkan nyaris tewas. “Alat bukti sudah kami kantongi, semua lengkap,” ucapnya.

Ia menerangkan, pelaku bersama kawannya menghadang para korban ketika pulang dari sekolah. Tanpa rasa ampun, pelaku melayangkan beberapa kali sabetan celuritnya pada para korban.

Akibatnya, dua korban kehilangan jarinya dan satu di antarnya nyaris kehilangan tangan dan nyawanya. ”Yang paling parah adalah Dafa, tangannya nyaris putus dan perutnya robek terkena celurit,” tukasnya.

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan bukti dua bilah celurit. Nanang terancam pidana 5 tahun penjara. “Harusnya 10 tahun, karena pelaku tergolong anak-anak, memungkinkan pengurangan masa hukuman,” ucapnya.

Pantauan Radar Bogor, hingga kemarin kondisi ketiga korban masih dalam perawatan. Dari ketiga korban, kondisi Dafa Saidi paling parah dari yang lain. Luka di area perut dan tangannya membuat siswa kelas satu SMK Insan Kreatif ini belum sadarkan diri. “Sampai sekarang masih koma. Saudara saya sempat kehabisan darah karena lambat diterima rumah sakit,” ucap Lela, saudara perempuan korban.

Lela mengaku kecewa dengan pelayanan rumah sakit yang eng­gan menangani dulu kerabatnya sebelum menyerah­kan uang. “Kami harus bayar dulu, padahal sudah saya pertegas akan kami bayar, tapi saudara saya belum ditangani, sampai-sampai bayar kontan,” lirihnya.(azi/c)