25 radar bogor

Taopik, Kepala Sekolah Berkarakter Pendidikan

IST AKRAB: Kepala SMAN 1 Tamansari, Taopik bersama sejumlah anak didiknya yang terlihat akrab saat istirahat jam belajar.

AKRAB: Kepala SMAN 1 Tamansari, Taopik bersama sejumlah anak didiknya yang terlihat akrab saat istirahat jam belajar.

Peran guru tidak hanya mendidik dan ­memberi ilmu. Namun, ­mengawalinya dengan membentuk karakter ­melalui pendidikan. Dengan begitu, ilmu yang diberi akan ­tersampaikan dengan maksimal.

Laporan:

Muhammad Aprian Romadhoni

Namanya singkat, hanya Taopik. Tapi, alumnus IPB bertitel magister ini, punya cara sendiri untuk mendidik dan membentu karakter siswanya. Agustus menjadi bulan pertama mantan kepala SMAN 1 Nanggung ini menjabat di SMAN 1 Tamansari. Sejak saat itu pula ia mencatat segala kegiatannya. Perlahan namun pasti, pria berjenggot ini mampu mengubah lingkungan sekolahnya memiliki karakter.

Taopik mengatakan, untuk mendidik anak hal yang mula-mula ditanamkan adalah agama. Tausiyah dan ibadah mengawali pembelajaran bagi para siswa. Karakter anak yang bangun pagi diawali dengan salat Subuh. “Kalau ketinggalan, pasti bangun kesiangan. Semakin pagi akan memudahkan diri datang ke sekolah lebih awal,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Langkah kedua yang diterapkan Taopik adalah displin nan santun. Caranya, dengan mencontohkan datang pagi kepada guru hingga siswa. Itu dimulai dari hal terkecil. Siswa yang datang akan disambut senyum para guru. “Ini berpengaruh, karena siswa akan belajar lebih efektif. Sehingga terbangun komunikasi yang lebih baik,” jelasnya.

Menurutnya, pelajar perlu diawasi. Namun, pengawasnya menjadi teman mereka dengan berinteraksi dalam mendidik karakter dengan menyapa dan memberikan salam pada keluarga. “Walau hanya menanyakan kabar, itu akan menyentuh hati anak. Apalagi siswa SMA kurang berkomunikasi dengan orang tua. Peran guru tidak hanya mendidik dan memberi ilmu saja,” tuturnya.

Selain itu, ada ritual unik yang dilakukan Taopik kepada murid laki-laki. Ia mengajak mereka mengikuti malam bina iman dan takwa (mabit) di sekolah tanpa paksaan. Bagi yang berminat, diperbolehkan untuk datang.

Sedangkan jika keberatan hadir, tak berpengaruh pada nilai akademik. ”Selain mengisi kegiatan positif, anak-anak saya ajak masak dan makan bersama. Kalau untuk murid perempuan, dengan guru yang perempuan saja pada malam tertentu,” tukasnya.

Berbeda dengan kepala sekolah sebelum-sebelumnya, Taopik juga gemar blusukan di lingkungan sekolah. Kebiasaan itu upaya mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar. “SMAN 1 Tamansari milik masyarakat sini. Jadi, jangan sampai yang tinggal di depan sekolah, gak tahu ada sekolah,” pungkasnya.(*/c)