25 radar bogor

Keren, Siswa SMKN 2 Bogor Ciptakan Alat Pendeteksi Kebohongan

Siswa SMKN 2 Kota Bogor, menunjukkan alat pendeteksi gelombang otak ciptaannya.
Siswa SMKN 2 Kota Bogor, menunjukkan alat pendeteksi gelombang otak/pendeteksi kebohongan ciptaannya. Alpin/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Setelah beberapa tahun melakukan riset dan penyempurnaan, siswa SMKN 2 Kota Bogor akhirnya berhasil menciptakan alat pendeteksi gelombang otak manusia. Alat yang diberi nama Brain Impulse Monitoring (BIM) ini juga bisa mendeteksi kebohongan.

Pembimbing Robotic SMKN 2 Kota Bogor, Saiful Rahman mengatakan, alat ini pertama kali mereka buat pada 2007 silam. Namun, setelah hampir sepuluh tahun melakukan riset dan penyempurnaan, alat ini mulai digunakan pada 2017.

Pertama kali diciptakan pada 2007, sambungnya, alat mendeteksi kebohongan ini ukurannya masih cukup besar. Sekarang ukurannya semakin kecil dan lebih praktis digunakan.

“Fungsi utama BIM ini sebenarnya untuk mendeteksi gelombang otak manusia. Salah satunya bisa mendeteksi kebohongan. Kalau di sekolah, alat ini lebih banyak digunakan guru-guru BP dan BK untuk menangani berbagai permasalahan yang dihadapi siswa,” ujarnya kepada radarbogor.id.

Dia mengatakan, BIM ini juga bisa digunakan sebagai alat pembantu terapi bagi anak-anak yang kecanduan gadget maupun pecandu obat. Sebab, dengan BIM ini bisa diketahui sejauh mana tingkat kecanduan anak terhadap gadget.

Begitu juga dengan permasalahan lainnya. “Dengan alat ini, kita bisa mengetahui persoalan apa yang sedang dihadapi seseorang. Makanya, alat ini kalau di sekolah lebih banyak digunakan guru BP/BK. BIM ini tidak hanya terbatas untuk siswa, bayi hingga orangtua juga bisa,” terangnya.

Saiful menjelaskan, sejak digunakan pada 2017 lalu, sudah ada beberapa instansi yang berminat menggunakan alat ciptaan siswa SMKN 2 Kota Bogor tersebut. “Tapi, selama ini tidak terlalu kami publikasikan ke masyarakat luas,” ujarnya.

Di tingkat Jawa Barat, sambungnya, alat ciptaan mereka ini pernah mendapat juara dalam kompetisi prodak unggulan inovatif. “Di tingkat nasional, kami belum pernah mengeluarin alat ini untuk ikut kompetisi,” tandasnya.

(pin)