25 radar bogor

Alhi Waris Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Dapat Santunan Hingga Rp116 Juta

Suasana rumah duka Ketua KPPS 16 Desa Galuga, Neneng Jamilah (30) yang tewas kecelakaan, Selasa (23/4/2019) malam.

CIBINONG-RADAR BOGOR, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor mencatat ada 28 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Bogor meninggal dunnia selama penyelenggaraan Pemilu 2019.

Para ahli waris pejuang demokrasi yang gugur itu pun telah mendapat santunan dengan nominal beragam, bahkan ada yang mencapai Rp116 juta.

Komisioner KPU Kabupaten Bogor Herry Setiawan mengatakan, petugas pemilu yang gugur di Kabupaten Bogor paling banyak se-Jawa Barat, bahkan se-Indonesia untuk tingkat kota/kabupaten. Hanya saja hingga batas waktu pelaporan ke KPU RI, cuma 17 keluarga petugas pemilu yang gugur melapor.

“Awalnya data di kami hanya 17 petugas yang meninggal, tapi ternyata ada juga yang lainnya tapi tidak melapor. Batas laporan itu kan 9 Mei ke KPU RI. Setelah itu baru ada yang melapor lagi dan ada beberapa yang sakit akhirnya meninggal juga,” kata Herry kepada Metropolitan (Radar Bogor Group).

Kasus terlambatnya laporan seperti yang terjadi di Desa Hambalang, keluarga petugas yang meninggal baru melapor ketika pelaporan sudah selesai.

Alasan keluarga telat melapor lantaran faktor keterbatasan informasi dan tidak tahu jika petugas yang meninggal mendapat santunan.

“Seperti di Hambalang, keluarganya tidak melapor ada yang meninggal dan tidak tahu kalau yang meninggal itu dapat bantuan. Akhirnya setelah laporan ke kepala desa, kepala desa menembuskan ke PPK dan langsung ditindaklanjuti,” terangnya.

Dari 28 petugas pemilu yang gugur, 17 di antaranya mendapat santunan berlapis dari KPU RI sebesar Rp36 juta, gubernur Jawa Barat Rp50 juta dan bupati Bogor Rp30 juta. Jika ditotal, jumlah santunan yang diterima mencapai Rp116 juta.

“Kalau yang 17 orang, karena dicover KPU RI, gubernur Jawa Barat dan bupati Bogor, bisa lebih Rp100 juta santunannya. Sisanya hanya mendapat santunan dari bupati karena ada keterlambatan melapor dan yang meninggal di atas tanggal 9,” ungkap Heri.

Dengan demikian, seluruh keluarga petugas yang meninggal di Bogor menerima santunan. KPU Kabupaten Bogor pun mengapresiasi kepedulian bupati Bogor yang ikut memberi santunan kepada ahli waris yang ditinggalkan.

“Kami sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan bupati Bogor kepada keluarga petugas pemilu yang gugur. Ini merupakan bentuk kepedulian yang luar biasa,” tandasnya.

Sebelumnya, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke111 di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sengaja mengundang keluarga atau ahli waris para penyelenggara pemilu yang gugur selama pemilu 2019 untuk menerima santunan.

Bupati Bogor Ade Yasin menyebut kelancaran pesta demokrasi lima tahunan ini tak terlepas dari perjuangan mereka hingga harus mengorbankan nyawa.

“Tahap-tahap pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan anggota legislatif berlangsung dengan lancar. Kelancaran ini juga berkat pengorbanan banyak saudara-saudara kita yang menjadi penyelenggara pemilu, bahkan berupa pengorbanan nyawa,” kata Ade Yasin.

Untuk santunan dari KPU RI, dilakukan langsung Komisioner KPU RI Ilham Saputra di aula KPU Kabupaten Bogor usai peringatan Hari Kelahiran Pancasila pada 1 Juni lalu.(fin/run)