JONGGOL–Demi mempersiapkan pembangunan tingkat desa 2018, Pemerintah Desa (Pemdes) Singajaya, Kecamatan Jonggol, mengadakan musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes) di aula Desa Singajaya, kemarin (28/8).
Dalam kesempatan itu, pemdes berusaha mengurangi angka pengangguran di desa dengan penguatan usaha kelompok tani ayam kampung. Kepala Desa Singajaya, Neneng Ahmad Fauzi mengatakan, setiap kegiatan yang diajukan dalam musrenbangdes ini harus benar-benar dibutuhkan warga. Di antaranya, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kelompok tani.
“Saat ini sudah ada kelompok tani ayam yang cukup efektif menyerap tenaga kerja. Ini patut diperhatikan, khususnya dalam hal penyaluran kebutuhan,” ucapnya kepada Radar Bogor kemarin.
Dia menerangkan, upaya pengawasan akan dilakukan pemerintah desa dengan menjalin koordinasi dengan dinas terkait. Dengan begitu, para kelompok tani ayam akan mendapat bantuan sesuai kebutuhan.
“Dengan pengawalan serius, saya yakin kelompok tani bisa lebih sejahtera dan semakin banyak menyerap tenaga kerja,” terangnya. Lebih lanjut ia menerangkan, apabila masyarakat mengajukan pembangunan jalan, tidak boleh buntu. Artinya, harus ada terusan dari jalan itu.
Menurutnya, tahun ini Pemdes Singajaya sudah melaksanakan 90 persen pembangunan.
“Dana desa (DD) tahap pertama sudah kami realisasikan. Di Kecamatan Jonggol, Desa Singajaya tercepat dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur,” jelasnya.
Pertumbuhan kelompok ternak ayam Kampung Jonggol, sambungnya, terbukti cukup membantu perekonomian warga. Meskipun, usaha bersama itu kini menemukan kendala pendanaan dan pemasarannya.
Seperti kelompok ternak Berkah Jaya di Kampung Nyangegeng, Desa Singajaya. Ketua Kelompok Ternak Berkah Jaya, Yoni Santoso menerangkan, kelompok mereka banyak membantu perekonomian masyarakat.
“Banyak warga yang terbantu kelompok ternak ini dan akhirnya banyak bergantung,” terangnya. Dia menyebutkan, dari sepuluh anggota, kini kelompok tani beranggotakan lebih dari 20 orang.
Bila ditotal, ada lebih dari 10 ribu ayam yang siap jual di kelompok tani mereka. “Di sini kami fokus pembesaran. Ke depannya kami mau arahkan produksi telur. Namun, kini perkembangan usaha kami terbentur dana,” terangnya.
Kata Toni, mereka sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah. Juga akses penjualan langsung diambil alih pemerintah.
“Selama ini kami jual ke tengkulak. Saya yakin, jika pemerintah mau bantu penjualan, keuntungan kami bisa bertambah,” tuturnya.(azi/c)