25 radar bogor

Rancang Workforce dan Innovation Planning, Tim Konsorsium PTV Diskusi dengan Pakar

Tim Konsorsium PTV Pengampu Ekosistem Kemitraan Jawa Barat, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) pada tanggal 7 Maret 2024 di Hotel El Royal Bandung. 

BANDUNG-RADAR BOGOR, Tim Konsorsium PTV (Perguruan Tinggi Vokasi) Pengampu Ekosistem Kemitraan Jawa Barat, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) pada tanggal 7 Maret 2024 di Hotel El Royal Bandung.

Baca Juga : SDN Menteng 01 Eduwisata ke Minaqu Indonesia, Belajar Tanaman dan Ekosistemnya

Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Jawa Barat, BAPEDDA Jawa Barat, BAPELITBANG Kota Bandung, BAPPEDA Kabupaten Garut, Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jawa Barat, Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Barat, dan beberapa Perguruan Tinggi Vokasi di Jawa Barat: Sekolah Vokasi IPB, POLBAN, POLMAN, POLSUB, POLINDRA, PNJ, POLIMEDIA.

Program penguatan ekosistem kemitraan sendiri merupakan program riset yang diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek melalui pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Program ini mengacu pada grand design riset pengembangan daerah melalui potensi dan keunggulan daerah serta agenda prioritas pembangunan daerah yang dilaksanakan dalam kurun waktu tiga tahun.

Acara dibuka oleh Ketua Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Dr Doni Sahat Tua Manalu, SE, M.Si beliau memaparkan bahwa program sudah berjalan sejak bulan Desember 2023 melalui Focus Group Discussion (FGD) di daerah Jawa Barat dan Banten.

Pendekatan yang digunakan adalah foresight (horizon scanning, dan analisis model dinamis). Beliau memaparkan hasil analisis horizon scanning Jabar dan Banten dalam bentuk poin trends, discontinuities, dan wild cards menggunakan metode STEEPV (Social, Technologi, Economy,Political, Value).

Acara dilanjutkan dengan sesi sharing dan diskusi “Link & Match Ekosistem Kemitraan Vokasi Berbasis Kebutuhan Industri”. Hadi S. Cokroadimedjo dari perwakilan Kadin Daerah Jawa Barat menyatakan bahwa perkembangan revolusi industri bergerak menuju 5.0, dimana era robotik sangat masif dan masuk di semua bidang.

Industri 85 % kemungkinan akan diganti dengan robotik, sehingga tantangan pengembangan SDM kedepan sebaiknya fokus kepada pekerjaan yang berkaitan dengan fungsi kerja intelektualitas, psikologi, emosional, dan konsultasi yang tidak bisa digantikan dengan robotik. “Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan standar industri,” katanya.

Namun , kondisi kualitas tenaga kerja lulusan SMK masih tergolong rendah , jumlah SMK yang berkualitas tinggi di Indonesia tidak mencapai 5% dari total SMK di Indonesia.

Hal ini diperkuat dengan pemaparan narsumber dari Dinas Perindustrian Jawa Barat Ibu Hazna Zahratul Khasanah, bahwa di sektor industri masih sulit menemukan tenaga kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan perusahaan, bahkan TPT (Tingkat Pengangguran Terdidik) tertinggi di Jawa Barat adalah lulusan SMK.

Link and match antara perguruan tinggi dan industri harus dikonsolidasikan dengan baik, agar terdapat relevansi dan kesinambungan dengan kebutuhan industri, karena menurut perwakilan Kadin Jawa Barat agar industri bisa berkembang, dan investor akan tertarik adalah dengan kemudahan peizinan, kepastian regulasi, ketersediaan SDM terampil ASK terbaik, ketenangan keamanan iklim usaha, pengupahan yang masih dalam margin OPEX.

Acara dilanjutkan dengan sesi business matching antara PVT (Perguruan Tinggi Vokasi ) Jawa Barat dengan perwakilan dunia industri yakni PT Buana Prima Raya, PT Rasana Vertiver, PT Compro Nadhifa, dan Pemerintah daerah Jawa Barat yang diwakili oleh Pemda Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Bapelitbang Kota Bandung.

Baca Juga : Digitalisasi Berbasis Ekosistem: Meningkatkan Daya Saing dan Adaptasi Pasar

Semoga kegiatan ini dapat mempertajam hasil penelitian yang sedang dilakukan oleh konsorsium Penguatan Ekosistem Kemitraan dan Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Provinsi Jabar-Baten ujar Dr Doni Sahat Tua Manalu, SE, M.Si selaku Ketua Program Penguatan Ekosistem Kemitraan. (*)

Editor : Yosep