25 radar bogor

Berharap Puasa Ramadan Diterima Allah SWT

Drs. Madropi. M. Pd

RADAR BOGOR-Banyak orang yang puasanya hanya sebatas menahan diri dari hawa nafsu lapar dan haus disiang hari saja.

Akibatnya seusai berbuka langsung melampiaskan nafsu balas dendamnya pada makanan dan minuman yang sudah disiapkan, semua hidangan langsung habis di santap dan diminumnya hingga kemengkaraan. Akhirnya shalat Maghrib terasa berat, terawih ngantuk dan ujung-ujungnya tepar.

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Bukanlah puasa itu hanya menahan diri dari makan dan minum saja. Sesungguhnya puasa itu menahan diri dari perbuatan laghoh (perbuatan sia-sia) dan perkataan kotor (forno). Apabila ada salah seorang mencaci dan menjahilimu. Maka katakanlah “sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang puasa”. (HR Ibnu Majah dan Hakim)

Hadits ini mengingatkan kita, bahwa “hakekat puasa Ramadhan adalah sanggup menahan seluruh hawa napsu”. Baik napsu biologi seperti makan, minum, hubungan seksual, maupun napsu spihis /jiwa seperti ria, iri, hasud, dengki, berkata kotor, takabur, sombong dan lainnya.

Dalam Hadits lain Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Berapa banyak orang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, dan berapa banyak orang qiyamul lail hanya mendapatkan kantuk/begadang saja”. (HR.Ahmad 373)

Sebagai orang yang beriman, kita tentu berharap agar ibadah puasa Ramadhan di terima Allah SWT, bahkan seluruh rangkaian ibadah yang kita lakukan di mulai dari shalat taraweh, tadarus membaca al-Quran, qiyamul lail, i’tikap, infak shadaqoh semuanya ingin di terima Allah SWT.

Sehingga tujuan puasa Ramadhan menjadi manusia takwa, menjadi manusia bersyukur dan menjadi manusia memperoleh petunjuk bisa kita dapatkan.

Ada tiga persyaratan yang harus kita lakukan apabila seluruh rangkaian ibadah kita ingin di terima Allah SWT.

1. Niatkan seluruh amalan ibadah di bulan ramadhan semata-mata, karena iman dan niat mengharap ridha Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”. (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

2. Dasari seluruh amalan di bulan ramadhan dengan dasar bil Ilmi (ilmu) sebab segala sesuatu tampa Ilmu, latoqbalu tidak akan diterimanya.

Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barang siapa yang menghendaki kebahagian di dunia, maka hendaknya dengan ilmu, barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di akherat maka hendaknya dengan ilmu. Barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya, makasih hendaknya dengan ilmu”. (HR. Ahmad)

3. Dasari seluruh amal ibadah di bulan Ramadan dengan dasar ittiba’ur rasul (mengikuti contoh Rasulullah Muhammad SAW) karena rasul adalah manusia terbaik didunia, karena rasul adalah Uswatun hasanah kita, karena rasul adalah pemberi safat kelak di hari akherat.

Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barang siapa yang membuat hukum baru yang tidak di contoh rasul maka ditolaknya, sekalipun perbuatan amal tetapi tidak di contohkan, maka perbuatan itu di tolaknya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Mudah-mudahan seluruh amalan yang kita lakukan di bulan ramadhan Allah SWT senantasa menerimanya. Amin ya Allah ya robbal a’lamin. (*)

Penulis : Drs. Madropi. M. Pd
Editor ; Yosep