25 radar bogor

Saung Qur’an Kolaborasi PMII Adakan Sanlat Ramadan, Ini Dua Isu Sosial yang Bakal Disampaikan pada Santri

SANLAT: Para santri yang akan mengikuti Sanlat Ramadan Asyik bersama Saung Qur'an Alfa Rizqie saat pembukaan yang dimeriahkan Duta Anak KPAID, Sandrica Elena Mazea, Minggu (17/3).

BOGOR-RADAR BOGOR, Kurang lebih 250 santri mengikuti Pesantren Kilat (sanlat) di Saung Qur’an Alfa Rizqie, mulai Senin (18/3) hingga dua pekan ke depan. Majelis pengajian yang berlokasi di Jalan H Ahmad Yunus atau Jembatan 1, Kelurahan Sukaresmi, Tanah Sareal, membuka sanlat tidak hanya untuk santri yang rutin mengaji di yayasan ini, tapi juga santri umum atau dari luar, bisa ikut Sanlat Ramadan Asyik.

Baca Juga : Saung Qur’an Alfa Rizqie Rayakan Milad ke-7, Adakan Lomba hingga Pentas Seni Santri

Sanlat merupakan program tahunan yang dilaksanakan Saung Qur’an Alfa Rizqie setiap bulan Ramadan. “Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan santri selama bulan Ramadan,” kata Khodim Saung Qur’an Alfa Rizqie, Ustadz Khoirudin Usmani.

Dalam kegiatan sanlat Ramadan 1445 H, Saung Qur’an Alfa Rizqie berkolaborasi dengan Korps PMII Kota Bogor untuk memberikan dampak positif.  “Sanlat kali ini tidak hanya menyampaikan materi keislaman atau membaca tulisan Al Qur’an, tetapi juga untuk memperluas cakupan pembelajaran dengan menyertakan bahasa Arab, bahasa Inggris, serta topik yang relevan dan penting seperti sex education dan bullying,” jelas Ustadz yang akrab disapa Om Heru ini.  

Langkah tersebut, lanjut Om Heru, sangat penting mengingat meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak di Kota Bogor dan upaya pencegahan menjadi prioritas utama.

“Penting untuk memahami bahwa sex education tidak hanya tentang seksualitas, tetapi juga tentang hak, tanggung jawab, dan kesehatan reproduksi. Materi ini harus disampaikan secara sensitif dan tepat usia, dengan mempertimbangkan tahap perkembangan fisik dan emosional para santri,” beber dia.

Sementara itu, dalam mengatasi bullying, kata Om Heru, fokus utamanya adalah pada membangun kesadaran, empati, dan sikap toleransi di antara para santri. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan santri mengenali bahaya dan konsekuensi dari perilaku bullying, serta mendorong santri untuk menjadi pelopor perubahan yang positif di lingkungan mereka.

“Melalui pendekatan yang holistik dan terpadu ini, sanlat Ramadan 1445 H dapat menjadi wahana yang efektif untuk membangun generasi yang lebih sadar, berempati, dan bertanggung jawab. Dengan memberikan pendidikan seks dan pencegahan bullying sejak dini, kita dapat memberikan perlindungan dan dukungan yang lebih baik bagi anak-anak dalam menghadapi tantangan yang kompleks di era modern ini,” jelasnya.

Kolaborasi ini memperkaya pengalaman santri dengan memadukan pembelajaran agama dan pemahaman tentang isu-isu sosial yang relevan. “Dengan demikian, santri tidak hanya meningkatkan keimanan, tetapi juga menjadi lebih sadar akan tanggung jawab sosialnya sebagai bagian dari masyarakat yang inklusif dan peduli. Ini juga yang menjadi pembeda sanlat tahun ini dengan sebelum-sebelumnya,” tukasnya. (pia)

Editor : Pipin