25 radar bogor

Bercengkrama dengan Alam : Perjalanan Menuju Curug Pangeran

Nora Niswatun Choirina, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB

Seperti halnya kisah perjalanan lainnya yang terkesan mendadak dan tanpa persiapan, begitupun dengan kisah perjalanan saya kali ini.

Berawal dari obrolan santai saya bersama Novi, teman satu kos saya. Lalu, tiba-tiba Novi mengajak saya untuk pergi ke Curug esok hari.

Pada akhirnya, saya bersama Novi memutuskan untuk pergi ke Curug Pangeran guna menyegarkan pikiran sejenak dari kehidupan kuliah yang melelahkan ini.

Pada hari Kamis, 14 Desember 2023 saya bersama teman satu kos saya, Novi, pergi ke salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tepatnya Curug Pangeran yang terletak di Desa Gunung Picung, Pamijahan, Bogor. Lokasi tersebut berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Curug Pangeran merupakan air terjun populer yang berada di Bogor, Jawa Barat. Meski air terjunnya tidak terlalu tinggi, Curug Pangeran selalu dijadikan tempat favorit para wisatawan, terutama dari wilayah sekitarnya, termasuk Jakarta.

Buat kamu yang suka berkunjung ke destinasi wisata dengan nuansa alam, tempat yang satu ini wajib banget dijadikan pilihan.

Lokasi dari Curug Pangeran berada di Desa Gunung Picung, Pamijahan, Bogor. Lokasi tersebut berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Perjalanan Menuju Curug Pangeran

Seperti yang sudah saya singgung di awal, perjalanan kami kali ini benar-benar mendadak dan tanpa persiapan. Berawal dari obrolan ringan saya dengan Novi, dan berakhir dengan ajakan Novi untuk pergi ke Curug Pangeran esok hari.

Karena saya merupakan Mahasiswa rantau dan belum pernah melakukan perjalanan ke Curug, tanpa pikir panjang saya langsung menerima ajakan tersebut.

Rencananya, kami akan berangkat pada pukul 05.00 pagi. Akan tetapi, seperti kebanyakan cerita perjalanan lainnya yang selalu telat, lagi-lagi hal ini terjadi kepada kami. Kami baru memulai perjalanan pada pukul 06.00 pagi.

Kami memulai perjalanan dari Kost menuju Curug Pangeran. Benar-benar tanpa persiapan, untuk perjalanan kali ini saya tidak membawa perlengkapan apa-apa.

Bahkan, pakaian yang saya kenakan pun tidak seperti orang yang mau berwisata ke Curug.

Dengan motor sebagai alat transportasi pilihan, saya memastikan bahwa bahan bakar full dan kondisi motor dalam keadaan baik. Bermodalkan maps dari Google Maps, saya mulai mengendarai motor dengan perlahan. Karena ini perjalanan pertama saya, saya memilih untuk menyetir motor, sambil sesekali bergantian dengan Novi.

Selama perjalanan, kami saling bertukar cerita mengenai kehidupan sehari-hari sebagai Mahasiswa.
Meskipun rute perjalanan tidak begitu sulit, kami sempat mengalami beberapa kendala.

Kami sempat melewati beberapa tanjakan, sampai pada akhirnya kami bertemu dengan tanjakan yang lumayan tinggi. Melihat itu, kami tertawa sambil khawatir kalau motor tidak kuat untuk melewati tanjakan. Bismillah Na, kata Novi meyakinkanku.
Meskipun sulit, akhirnya kami berhasil melewati tanjakan curam tersebut.

Karena merasa lelah dan lapar, di tengah perjalanan kami memutuskan untuk berhenti dan sarapan terlebih dahulu di warung dekat curug, sebelum akhirnya kembali melanjutkan perjalanan.

Di perjalanan, kami juga sempat tersesat beberapa kali. Karena di antara kami tidak ada yang tahu rute menuju Curug Pangeran dan hanya bermodalkan Google Maps, akhirnya kami memberanikan diri untuk bertanya ke warga sekitar.

Setiap belokan dan jalan baru itu menambah pengetahuan kami selama perjalanan.

Saat di perjalanan, kami saling berbagi cerita tentang kehidupan kami sebagai Mahasiswa di IPB, sembari sesekali berbagi canda tawa, dan menikmati momen bersama sepanjang perjalanan.
Meski harus menempuh perjalanan jauh dan melawan ngantuk di pagi hari, kami tetap bisa menikmati perjalanan tersebut. Rindangnya pepohonan serta hembusan embun pagi memberikan nuansa sejuk bagi kami.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, kami akhirnya tiba di lokasi pada pukul 07.45 pagi. Untuk dapat masuk ke kawasan Curug Pangeran sebetulnya kami harus membayar tiket masuk kawasan Gunung Halimun Salak sebesar Rp35.000 per orang, akan tetapi kami tidak diwajibkan untuk membayar tiket tersebut dan hanya membayar tiket masuk ke Curug Pangeran sebesar Rp10.000.

Hal ini membuat kami kaget sekaligus gembira. Ini juga semakin menambah cerita unik di perjalanan Saya.
Setibanya di parkiran, kami langsung bergegas untuk melanjutkan perjalanan ke Curug Pangeran, sambil sesekali tertawa mengingat kejadian tiket tadi. “Mimpi apa gue semalem, bisa masuk gratis ke sini”, kataku dalam hati.

Selama perjalanan, kami banyak melewati tanjakan. Meski begitu, rute kali ini masih terbilang aman dan mudah dilewati. Hal ini sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Iwal, salah satu pengunjung Curug Pangeran tersebut.

“selama perjalanan itu ya lumayan seru si entah dari jalannya yang menanjak, hawa nya dingin, ditambah suasananya yang semakin memberikan kesan sejuk.”

Akses masuk menuju Curug Pangeran cukup mudah, bisa diakses dengan motor dan mobil, selain itu disediakan juga parkiran untuk menjaga kendaraan pengunjung tetap aman. Dari obrolan saya dengan Iwal, salah satu pengunjung Curug Pangeran, ia juga merasakan hal yang sama.

Ia mengatakan bahwa akses menuju Curug Pangeran sudah baik, hanya perlu meningkatkan kewaspadaan saja. Selama perjalanan, kami banyak melewati tanjakan.

Meski begitu, rute kali ini masih terbilang aman dan mudah dilewati. Hal ini sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Iwal, salah satu pengunjung Curug Pangeran tersebut.

“selama perjalanan itu ya lumayan seru si entah dari jalannya yang menanjak, hawa nya dingin, ditambah suasananya yang semakin memberikan kesan sejuk.”

Akses masuk menuju Curug Pangeran cukup mudah, bisa diakses dengan motor dan mobil, selain itu disediakan juga parkiran untuk menjaga kendaraan pengunjung tetap aman. Dari obrolan saya dengan Iwal, salah satu pengunjung Curug Pangeran, ia juga merasakan hal yang sama.

Ia mengatakan bahwa akses menuju Curug Pangeran sudah baik, hanya perlu meningkatkan kewaspadaan saja.
Karena kami berangkat sangat pagi, kami berhasil menjadi pengunjung pertama di Curug Pangeran.

Ya!, lagi-lagi keberuntungan datang kepada kami. Saya sangat senang dan sesekali berfikir “Kapan lagi bisa menikmati keindahan Curug Pangeran dengan tenang”, sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Perjalanan Pulang

Setelah puas menikmati keindahan Curug Pangeran, kami memutuskan untuk kembali ke tempat parkir kendaraan. Melalui jalan yang menanjak kami berhasil kembali ke parkiran.

Tepat pukul 15.00 kami melanjutkan perjalanan pulang. Selama perjalanan pulang, kami memilih untuk tidak mengikuti Google Maps. Bermodalkan pengalaman serta ingatan jalan, kami berhasil melanjutkan perjalanan dengan baik.

Meskipun lelah dan harus kembali melewati jalur menurun dan menanjak akan tetapi kami tetap semangat untuk melanjutkan perjalanan kami.
Selama perjalanan pulang, kami juga saling berbagi cerita yang membuat perjalanan pulang semakin menyenangkan. Akhirnya, tepat pukul 17.00 kami berhasil tiba di Kost dengan selamat.

Jika ditanya perasaan saya, jawabannya adalah saya sangat senang. Pengalaman pertamakali dalam hidup saya, melakukan perjalanan ke Curug Pangeran. Sangat menyenangkan dan membuat saya ingin kembali.

Pengalaman saya ke Curug Pangeran menjadi pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Meskipun terkesan mendadak dan tanpa persiapan bahkan terkesan hanya modal nekat saja keputusan kami untuk pergi ke Curug Pangeran merupakan keputusan yang tepat.
Saya bisa istirahat sejenak dari kehidupan saya sebagai Mahasiswa dan itu sangat menyenangkan.
Selama perjalanan, kami banyak sekali mendapatkan pelajaran hidup.

Seperti kata pepatah, “Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-senang kemudian”, ini benar-benar terjadi pada perjalanan kami. perjalanan kali ini mengajarkan kami untuk terus berusaha, karena tidak ada jalan yang mudah untuk bisa melihat sesuatu yang indah.

Kami berharap semoga kedepannya Curug Pangeran semakin menjadi tempat wisata yang diminati banyak orang, dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.