25 radar bogor

Tantangan Psikologi Dalam Era Digital

literasi digital

RADAR BOGOR-Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia, baik itu dilakukan sendiri maupun dengan kelompok.

Baca Juga : Rakernas III HA IPB Hasilkan Tiga Program Prioritas, Salah Satunya Konsep Agromaritim

Kehidupan sosial mendorong antar individu untuk saling interaksi dengan individu lainnya karena setiap manusia memerlukan bantuan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa sekitar 70% dari waktu kita dihabiskan untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, kualitas hidup kita juga dapat dipengaruhi oleh bagaimana cara kita berkomunikasi dengan orang lain.

Berkembangnya teknologi dan masuknya dunia digital hampir merangsang semua sendi-sendi kehidupan manusia, mengubah banyak hal, tak terkecuali perilaku manusia. Era digital mengubah banyak hal dan secara langsung mengubah pola pikir seseorang saat sedang melakukan sesuatu.

Berbagai perubahan ini memerlukan pondasi yang kokoh agar setiap manusia dapat mengikuti arus perubahan secara lentur namun tetap berarah positif.

Kesehatan mental telah menjadi isu global yang menarik perhatian, terutama dalam era digital yang telah mengubah cara manusia berinteraksi, bekerja, dan bersosialisasi.

Kemajuan teknologi memunculkan perbedaan signifikan pada tantangan yang dihadapi dalam mempelajari perilaku manusia. Perkembangan internet mengubah perilaku manusia. Seseorang menjadi sulit untuk sabar dan tekun karena terbiasa mendapatkan segala sesuatu dengan cepat.

Mudahnya aksesibilitas media sosial juga menjadikan tingginya kompetisi karena seseorang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain.

Jika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan norma sosial, ia akan mengalami cancel culture, yaitu budaya pengenyahan, penolakan, atau boikot massal saat seseorang dikeluarkan dari lingkaran sosial, baik di media sosial, dunia nyata, maupun keduanya.

A Bit of Challenge : Dinamika Tantangan Psikologi dan Digitalisasi

Perubahan dinamika psikologi dalam era digital telah memungkinkan konektivitas tanpa batas melalui media sosial, platform komunikasi, dan konten online.

Hadirnya media sosial memiliki manfaat menjadi hubungan jarak jauh tanpa terbatas waktu, fenomena ini juga memberikan ruang baru bagi permasalahan Kesehatan mental dalam psikologi.

Gelombang aliran digitalisasi dalam sosial media, seperti kecanduan media sosial, cyberbullying, dan perasaan inadequate atau tidak cukup akan diri sendiri akan membuat diri menjadi membandingkan diri dengan pola kehidupan online orang lain memberikan efek nagatif terhadap psikologi manusia.

Peningkatan Pressure dan Stress dalam psikologis pada penggunaan tekonologi membawa dinamika tekanan baru pada setiap diri manusia baik dalam dunia kerja maupun pendidikan.

Alam bawah sadar manusia yang selalu menuntut akan munculnya sebuah harapan dan ekspetasi untuk selalu di respon dan ditanggapi dengan instan dan tuntutan perkerjaan online bisa menyebabkan burnout dan stress psikologis, Tekanan untuk selalu produktif dan terhubung secara konstan bisa merusak keseimbangan antara pekerjaan, waktu pribadi, dan waktu tidur, yang pada gilirannya berdampak pada kesehatan mental.

A byte of success : Peluang Psikologi dalam Era Digitalisai

Akses Terhadap Sumber Daya Kesehatan Mental, era digital membawa peluang dan dampak baik untuk memperbaiki kesehatan mental. Aplikasi dan platform kesehatan mental online menyediakan akses mudah untuk memberikan saran, dukungan, dan terapi secara online tanpa terbatas ruang dan waktu.

Ini bisa menjadi solusi bagi individu yang merasa enggan mencari bantuan langsung atau memiliki keterbatasan geografis. Kini, Berbagi aplikasi psikologi, menyajikan terapi online dan layanan konseling melalui video call menjadi alternatif yang semakin diterima secara luas.

Kesadaran Kesehatan Mental di Era Digital telah mendapatkan momentum baru dalam era digital. Informasi tentang kesehatan mental tersedia secara melimpah melalui sumber dan situs online, termasuk artikel, video, dan podcast yang bertemakan psikologi.

Kampanye-kampanye kesadaran kesehatan mental juga lebih mudah mempengaruhi media sosial dan platform online lainnya.

Era Digital kini banyak menyuarakan tentang bijak kesehatan mental di era digital. Teknologi dan konektivitas dapat membantu memperbaiki kesehatan mental. Namun, disamping itu kita harus tetap bijaksana terkait resiko yang terjadi seperti malinformasi.

Penting bagi individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk bekerja sama dalam membentuk budaya digital yang sehat. Pendidikan, kesadaran, pengaturan batas, dan akses ke sumber daya kesehatan mental online dapat membantu kita membangun momentum melek psikologi di era digital dengan bijak.
Kesimpulan

Perubahan dinamika psikologi dalam era digital memainkan peran krusial dalam membentuk cara kita berkomunikasi. Kemajuan teknologi, khususnya media sosial dan platform komunikasi digital, telah membuka pintu konektivitas global tanpa batas waktu dan jarak.

Namun ini memberikan dampak negatif seperti kecanduan media sosial, cyberbullying, dan perbandingan sosial yang dapat mengganggu pada kesehatan mental individu dan dapat memengaruhi cara kita berkomunikasi sehingga merasa saling terhubung secara emosional.

Disisi lain kesadaran kesehatan mental di era digital muncul sebagai kekuatan positif. Informasi tentang kesehatan mental lebih mudah diakses melalui sumber-sumber online, dan kampanye kesadaran kesehatan mental dapat lebih efektif melalui media sosial. Komunikasi menjadi instrumen utama dalam mendukung pendekatan ini, memungkinkan penyebaran informasi yang relevan, dukungan emosional, dan pemahaman bersama.

Baca Juga : IPB University Bogor Tekan Kerja Sama Bidang Bioteknologi dengan Osaka University, dari Pertukaran Mahasiswa hingga Dirikan Konsorium

Upaya bersama untuk memahami dan mengelola dampak psikologis dari interaksi online, serta penggunaan teknologi yang bijak, menjadi landasan untuk menciptakan lingkungan digital yang mendukung kesejahteraan mental. Dengan demikian dapat membangun fondasi yang kuat bagi kesejahteraan psikologis di dunia digital saat ini. (*)

Penulis : Raisya Halimatunnisa Fajri
Mahasiswi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB

Editor ; Yosep