25 radar bogor

Tekan Angka ODF di Bogor Selatan, Pemkot Bangun Puluhan Tangki Septic

Pemasangan tangki septik untuk menunjang program Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan (BABS), dan stunting secara simbolis di Gang Madrasah, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Jumat (23/2/2024). Foto: Dede/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membangun puluhan tangki septic yang tersebar di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Adapun, kegiatan pemasangan tangki septic yang menunjang program Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan (BABS), dan stunting ini secara simbolis berlangsung di Gang Madrasah, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Jumat (23/2/2024).

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, 191 KK di Kecamatan Bogor Selatan menerima bantuan berupa 82 tangki septic di Kecamatan Bogor Selatan.

Baca Juga: Rapat Pleno Tingkat Kecamatan Tajurhalang Bogor Ricuh, Begini Kronologinya

Puluhan tangki septik yang disalurkan ke Kecamatan melalui Forum Kota Sehat sebagai pelaksananya ini merupakan tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) Perumda Tirta Pakuan dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bogor.

“Septic tank komunal ini yang nantinya diharapkan bisa menurunkan tingkat ODF di wilayah Cikaret. Selama ini mungkin salah satu penyumbang yang cukup besar di wilayah Kota Bogor,” kata Dedie A Rachim.

Menurut Dedie A Rachim, selama ini ODF ternyata menjadi semacam penghambat Kota Bogor untuk mendapatkan predikat Kota Sehat. Oleh sebab itu, Pemkot Bogor mengejar bebas ODF melalui kombinasi pembiayaan dari APBD, dan CSR.

Baca Juga: Komplotan Maling Pecah Kaca Mobil Berkeliaran di Bogor, Ini Buktinya

“Atau mungkin juga bantuan dari perorangan dan warga, bagaimana kita mempercepat penanggulangan ODF di wilayah Kota Bogor supaya dapat lagi mengikuti program kota sehat dan dapat penilaian sebagai kota sehat,” imbuh dia.

Pada kesempatan itu, Wakil Wali Kota Bogor ini menyebut penanganan ODF saat ini menjadi prioritas ke depan, agar kesadaran kesehatan publik lebih terasa di masyarakat. “Untuk di RW 01 saja 22 septic tank yang terpasang, sudah terpasang 4 dan 18 lagi sisanya,” ucapnya.

Saat ditanya kaitan syarat penerima, dijelaskan Dedie antara lain ada keterkaitannya dengan tingkat stunting, kondisi status kesejahteraan masyarakat.

Kemudian, kondisi rumah tangga, dan tentunya fakta ditemukan rumahnya tidak layak huni sehingga memerlukan bantuan pembiayaan dari sumber penanganan yang lain.

Dedie A Rachim menjelaskan, sejauh ini sebanyak 47 Kelurahan yang ada di Kota Bogor mendeklarasikan komitmen mereka untuk terbebas dari perilaku BABS atau ODF, pada 2022.

“Akan tetapi tentu sampai dengan zero ODF kita masih perlu waktu. Kenapa? Karena masih banyak rumah tangga yang belum memiliki kesadaran untuk membangun septic tank sendiri,” katanya.

“Ini yang harusnya kemudian ada program pencegahan. Setiap rumah baru yang dibangun, harus atau wajib membangun juga septic tank,” sambung dia.

Sehingga dengan masifnya gerakan terbebas dari ODF, sudah tidak ada lagi rumah tangga di Kota Bogor yang bangun atau perumahan yang dibangun itu saluran air limbahnya dibuang ke saluran warga.

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan, Rino Indira Gusniawan menyebut, bantuan tengki septik ini merupakan bagian dari program CSR Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor.

“Total CSR PDAM Rp 400 juta, tapi kita kerja sama dengan Baznas yang membantu Rp160 juta. Jadi Baznas menghimpun zakat dari beberapa sumber yang akhirnya kita berkolaborasi antara pembiayaannya PDAM dan Baznas,” kata Rino Indira Gusniawan.

Rino menjelaskan, program pembangunan tangki saptik ini juga melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), dan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor untuk memastikan model dengan tata cara pemasangannya.

“Bantuan CSR ini untuk 84 septic tank, dengan sasaran 191 KK. Targetnya di Kelurahan Cikaret ini ada 1.000 KK yang belum memiliki septic tank,” tandas Rino Indira Gusniawan.(ded)

Editor: Alpin

Reporter: Dede Supriyadi