25 radar bogor

Hasil Simulasi Pilpres 2024 Radar Bogor : Prabowo dan Anies Bersaing Ketat

ilustrasi Simulasi Pilpres 2024 Radar Bogor
ilustrasi Simulasi Pilpres 2024 Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Masyarakat Bogor lebih banyak mencoblos pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, ketimbang Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maupun pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Realita ini terungkap pada hasil simulasi pencoblosan surat suara Pilpres 2024 yang telah dilaksanakan Radar Bogor.

Baca Juga : Simulasi Pilpres 2024, Siapa Juara di Jawa Barat?

Proses simulasi pencoblosan surat suara Pilpres 2024 dilaksanakan Radar Bogor pada 12 Desember 2023 hingga 15 Desember 2023 di Kota dan Kabupaten Bogor, dengan menggunakan 4.122 spesimen surat suara. Perinciannya 2.754 surat suara di Kabupaten Bogor dan 1.368 surat suara di Kota Bogor.

Dari total suara yang masuk, 39,61 persen warga Kabupaten Bogor mencoblos pasangan Anies-Muhaimin . Sementara 47,07 persen mencoblos pasangan Prabowo-Gibran. Sedangkan 13,33 persen mencoblos pasangan Ganjar–Mahfud.

Perolehan ini tidak berbeda jauh dengan Kota Bogor. Sebanyak 30,34 persen warga Kota Hujan mencoblos pasangan nomor urut 1 dan 58,54 persen mencoblos pasangan nomor urut 2. Sementara 11,11 persen lagi mencoblos pasangan nomor urut 3.

Perlu diketahui, simulasi pencoblosan surat suara merupakan hal yang rutin dilakukan Radar Bogor, jelang berlangsungnya sebuah pesta demokrasi. Tak terkecuali pemilihan presiden (pilpres) yang akan dilaksanakan 14 Februari 2024. Tradisi ini sudah berjalan sejak Pilkada Jabar 2008 silam.

Pemimpin Redaksi Radar Bogor Ricki Noor menuturkan, simulasi pencoblosan merupakan program kerja redaksi Radar Bogor untuk mendapatkan ragam gambaran realitas di masyarakat menjelang masa pemilihan. Mulai dari sejauh mana pemahaman terkait dengan proses pencoblosan, tingkat partisipasi dalam pemilu, hingga dinamika pilihan.

“Khusus untuk area Bogor, simulasi melibatkan puluhan mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Universitas Pakuan (UNPAK), Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor, Institut Ummul-Quro Al-Islami (IUQI) Bogor, Institut Teknologi dan Bisnis Visi Nusantara (ITB Vinus), dan Universitas Nusa Bangsa (UNB),” ujarnya.

Para mahasiswa yang tergabung dalam tim simulasi dilengkapi dengan kartu identitas dan surat keterangan. Mereka bergerak ke titik-titik keramaian dengan pengawalan para pewarta Radar Bogor. “Tim menyebar ke titik-titik keramaian seperti pasar tradisional, pusat perbelanjaan, kawasan perkantoran, industri, stasiun hingga terminal. Di daerah pemilihan di setiap kecamatan,” ujar Ricki.

Agar simulasi pencoblosan mendekati kondisi riil pada saat Pemilu 2024, tim juga dilengkapi duplikat kotak suara. Mereka mengajak calon pemilih untuk mencoblos sembari memberi edukasi tentang pelaksanaan Pemilu 2024. Proses simulasi juga diatur sedemikian rupa agar asas pemilu: langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, dapat terpenuhi. “Saat simulasi pencoblosan harus rahasia. Tidak boleh terlihat saat mencoblos. Harus tertutup. Domisili peserta simulasi juga dipastikan harus sesuai daerah pemilihan,” beber Ricki.

Sebagai informasi helatan pilpres dan pilkada sebelum-sebelumnya, hasil simulasi Radar Bogor selalu tidak berbeda jauh dengan hasil versi KPU. Misalkan dalam hasil Pilpres 2019 di Kabupaten Bogor.

Versi KPU, pasangan Prabowo – Sandiaga unggul dengan raihan suara 70,25 persen. Sedangkan pasangan Jokowi – Ma’ruf  mendapatkan 29,89 persen.  Angka ini tidak berbeda jauh dengan hasil simulasi Radar Bogor pada tahun yang sama. Pada saat itu, Prabowo – Sandiaga memperoleh suara 63,71 persen suara dan Jokowi-Ma’ruf 36,29 persen suara.

Hasil serupa juga terjadi di Kota Bogor. Versi KPU, Jokowi – Ma’ruf mendapat suara 36,37 persen dan Prabowo – Sandiaga 54,06 persen. Sementara versi simulasi Radar Bogor di tahun yang sama, Jokowi-Ma’ruf mendapat suara 34,99 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga 65,01 persen.

Ricki menambahkan dari proses simulasi ini juga tercermin tipikal pemilih. Mereka yang mau diajak berpartisipasi lebih banyak dari kalangan laki-laki.

Respon Tim Pemenangan Daerah

Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Daerah Anies-Muhaimin (TKD Amin) Kabupaten Bogor, Dedi Aroza mengatakan tak khawatir jagoannya menjadi peringkat kedua dalam simulasi. Menurut dia, setiap simulasi atau survei pasti ada margin eror.

Pihaknya meyakini bahwa realitas di lapangan antusias masyarakat dalam mendukung pasangan Amin sangat besar. Ini dibuktikan dengan masyarakat berduyun-duyun memasang atribut Amin secara mandiri agar ikut memastikan kemenangan Amin di Kabupaten Bogor. “Tentu target kami menjadi nomor satu dan itu sudah disampaikan saat pasangan Amin datang ke Bogor,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Dedi optimis pasangan Amin bisa meraih 80 persen suara di Kabupaten Bogor atau dua kali lipat dari hasil Simulasi Radar Bogor. Agar target ini tercapai mereka akan mengerahkan semua potensi sumber daya yang dimiliki. Tak hanya partai pengusung dan relawan, masyarakat juga akan membantu kemenangan ini tercapai.

“Sekarang kita punya modal (hasil simulasi Radar Bogor) 39 persen kalau seluruhnya kemudian bergerak menambah satu banding satu sudah bisa dapat dua kali lipat. Ini akan kita gerakkan dalam waktu 53 hari ke depan,” ucapnya.

Ketua TKD Ganjar-Mahfud Kabupaten Bogor, Bayu Syahjohan menyadari usaha yang mereka lakukan belum berjalan secara maksimal. Masih perlu usaha lebih keras dan sinergitas koalisi untuk membuat pasangan Ganjar-Mahfud menang di Kabupaten Bogor.

Hal itu yang sedang dilakukan lewat konsolidasi koalisi empat  partai agar memaksimalkan usaha pemenangan. “Kami tak sendiri namun dari PDIP sudah konsolidasi organisasi dan para calon anggota legislatif semuanya agar memaksimalkan kampanye capres-cawapresnya,” katanya.

Bayu menjelaskan secara latar belakang pasangan lain memiliki lebih banyak keunggulan dibanding Ganjar-Mahfud. Mulai dari pasangan Amin didukung PKS yang notabene partai yang berbasis kuat di Bogor.

Lalu pasangan Prabowo-Gibran yang keduanya memiliki kedekatan dengan Bogor. Prabowo tinggal di Bogor dan Gibran merupakan anak Presiden Jokowi yang tinggal di Bogor juga. Sehingga dua pasangan lain memiliki dampak elektoral yang cukup besar. “Kami tidak akan menyerah, evaluasi dan intruksi pemenangan terus digalakkan dari DPP PDIP,” imbuhnya.

Selain itu, proses kampanye menurutnya masih terus berjalan sehingga pilihan masyarakat masih akan berubah. Apalagi saat ini masih akan ada debat capres-cawapres, pihaknya akan berusaha agar masyarakat bisa melihat gagasan Ganjar-Mahfud lewat debat tersebut.

Hal ini supaya bisa membuka mata masyarakat Kabupaten Bogor bahwa pilihan mereka lah yang tepat sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia 2024-2029. “Kabupaten Bogor ini memiliki pemilih terbesar di Indonesia untuk tingkat kabupaten sehingga tentu target kami menang  50 persen ke atas,” sebutnya.

Baca Juga ; Peradi Gandeng Wartawan Deklarasi Damai Pilpres 2024, Pastikan Pemilu Kondusif

Terpisah, Ketua TKD Prabowo-Gibran Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto menjelaskan saat ini pihaknya masih fokus untuk turun langsung ke bawah, merangkul masyarakat untuk memilih pasangan 02. Menurutnya setiap partai dan relawan memiliki cara masing-masing namun mereka semua mengedepankan demokrasi politik yang sejuk. “Prabowo Subianto selalu mengajak seluruh kadernya untuk mengedepankan saling menghormati satu sama lain dan saling menghargai,” katanya.

Dia berharap pesta demokrasi ini berlangsung dengan semangat sukacita dan tidak ada saling berpecah antar masyarakat. Rudy berujar semangat yang dibangun sama yaitu membangun bangsa sehingga tidak perlu fokus kepada hal-hal negatif. (cr1/fat/ded/d)

Editor : Yosep