25 radar bogor

PBB Tegaskan Serangan Israel ke Gaza Bukan karena Membela Diri

Tentara Israel
Tentara Israel

RADAR BOGOR– PBB menganggap sikap brutal Israel di Gaza tidak dapat disebut membela diri. Sebab, wilayah tersebut berada di bawah kendali Israel.

Baca Juga : Jokowi Salurkan Bantuan 21 Ton Tahap Kedua untuk Palestina

Itulah yang diungkapkan beberapa ahli yang menyoroti kasus genosida di Jalur Gaza saat ini. Salah satunya adalah Francesca Albanese, utusan khusus PBB untuk HAM di wilayah pendudukan Palestina.

’’Hak untuk membela diri dapat digunakan ketika sebuah negara diancam negara lain. Padahal, ini tidak terjadi,’’ ujar Albanese sebagaimana yang dikutip Al Jazeera.

Israel menarik pasukannya dari Gaza pada 2005. Namun, mereka telah memberlakukan blokade darat, laut, dan udara di wilayah tersebut sejak Hamas berkuasa pada 2007. Menurut Albanese, itulah tindakan pendudukan.

’’Mereka (Israel, Red) tidak dapat mengklaim hak untuk membela diri terhadap ancaman yang berasal dari wilayah yang mereka duduki, dari wilayah yang berada di bawah pendudukan pihak yang berperang,’’ tegas Albanese.

Israel Belum Bisa Buktikan RS Al Shifa Basis Hamas
Israel belum berhasil membuktikan tuduhannya bahwa RS Al Shifa di Jalur Gaza dipakai sebagai pusat komando Hamas. Juga di bawahnya ada terowongan rahasia. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah memasuki RS terbesar di Gaza itu sejak Rabu (15/11), namun hingga kemarin (18/11) mereka hanya mendapati ribuan pasien dan pengungsi.

’’Mereka tidak menemukan apa pun. Mereka tidak menemukan satu pun perlawanan. Tidak ada satu pun tembakan yang diarahkan ke mereka di dalam area rumah sakit,’’ ujar dokter Ahmed El Mokhallalati yang bekerja di RS Al Shifa sepeti dikutip Al Jazeera.

Israel mengatakan, pihaknya masih berupaya mengungkap adanya infrastruktur terowongan. Juru bicara militer Israel Jonathan Conricus mengklaim benda-benda bergerak seperti senjata bisa dengan mudah disingkirkan sebelum pasukan Israel tiba.

Menurut dia, tentara IDF di kompleks RS Al Shifa mencari satu gedung pada satu waktu dan menggeledah setiap lantai, sementara ratusan pasien dan staf medis masih berada di dalam kompleks.

Sejak serbuan IDF ke RS Al Shifa, sudah ada 24 pasien yang tewas. Bukan karena ditembak, melainkan suplai listrik di RS tersebut sudah tidak ada lagi lantaran kekurangan bahan bakar. Imbasnya, pasien dengan luka parah yang berada di ICU tidak bisa bertahan.

Situasi kian mencekam karena IDF meminta agar semua orang di RS Al Shifa meninggalkan kompleks tersebut. Termasuk dokter, pasien, dan pengungsi yang berada di sana. Beberapa bahkan ditodong dengan senjata agar segera hengkang.

Mereka diberi waktu satu jam. Padahal, ada lebih dari 7 ribu orang di RS tersebut. Evakuasi pasien juga tidak bisa dilakukan tanpa ambulans. Sebab, mayoritas pasien mengalami luka parah. Banyak di antaranya yang harus diamputasi karena terkena ledakan bom.

Israel lewat unggahan di X mengklaim tidak memberikan perintah evakuasi. Menurut mereka, itu adalah permintaan direktur RS Al Shifa untuk mengizinkan warga Gaza yang berlindung di rumah sakit agar pergi dengan aman.

Namun, paparan IDF itu dibantah oleh Dirjen RS di Gaza Mohammed Zaqout. ’’Saya beri tahu Anda bahwa kami dipaksa pergi dengan todongan senjata,’’ tegasnya. Dirjen Kementerian Kesehatan Gaza Munir al-Barsh dan Kepala Ortopedi di RS Al Shifa Adnan al-Barsh memberikan penjelasan yang sama.

Para pengungsi diperintahkan pergi pukul 09.00 waktu setempat dan berjalan dalam satu baris sembari melambaikan kain putih. Dokter al-Barsh mengungkapkan, sekitar 450 pasien dievakuasi, sedangkan 120 pasien lainnya yang tidak bisa bergerak terpaksa tetap tinggal bersama 5 dokter, termasuk Direktur RS Al Shifa Mohammed Abu Salmiya.

Baca Juga : Israel Menyerang Markas Besar Komite Qatar di Gaza

Kemarin IDF juga menyerang Sekolah al-Fakhoora di Gaza Utara. Sekolah yang dikelola oleh UNRWA itu terletak di kamp pengungsian Jabalia. Setidaknya 50 orang tewas dalam serangan tersebut. Serangan lainnya terjadi di permukiman penduduk di Khan Younis yang menewaskan 26 orang. (JPG)

Editor : Yosep/Welinda-PKL