25 radar bogor

Indonesia dan Singapura Kolaborasi Riset di Bidang Perubahan Iklim

JAKARTA-RADAR BOGOR, Isu perubahan iklim menjadi perhatian khusus dari Indonesia dan Singapura. Kedua negara sepakat untuk melakukan kolaborasi riset yang berfokus pada isu perubahan iklim tersebut.

Kerja sama riset ini diwakili oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapura. Program yang disponsori oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan itu diberi nama Indonesia NTU Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation (INSPIRASI).

Baca Juga : PPI Dunia Donasi Rp 200 Juta untuk Warga Palestina

Peluncuran kolaborasi riset selama lima tahun ini ditandai dengan penandatangan kontrak kerja sama antara Ditjen Diktiristek dengan NTU Singapura, serta Direktorat Kelembagaan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan, peluncuran kolaborasi ini merupakan momentum penting bagi Indonesia dan Singapura yang telah berkomitmen untuk bersama-sama dalam mengembangkan ekosistem riset. Khususnya, di bidang-bidang strategis seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
“Kolaborasi yang kita lakukan dalam program INSPIRASI ini saya harap bukan hanya sekedar inisiatif riset, tapi merupakan upaya untuk mengakselerasi kualitas pendidikan, mendorong lahirnya lebih banyak inovasi, dan memberikan dampak besar bagi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resminya, kemarin (14/11).

Menteri Pendidikan Singapura Chan Chun Sing mengungkapkan dukungannya terhadap peluncuran INSPIRASI yang menandai langkah penting bagi kerja sama bilateral kedua negara. Khususnya, terkait perubahan iklim.

Selain itu, kata dia, peluncuran ini merefleksikan pentingnya kerja sama dalam melakukan inovasi dan mempercepat transisi energi hijau melalui kolaborasi lintas institusi.

“Perubahan iklim adalah ancaman eksistensial dan nyata. Sebagai negara yang berada di wilayah pesisir yang rendah, Singapura dan Indonesia rentan terhadap cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut,” ujarnya.
Plt Direktur Jenderal Diktiristek Nizam menambahkan, INSPIRASI lebih dari sekadar kolaborasi riset. Menurutnya, INSPIRASI akan menjadi katalisator untuk kemajuan riset dan pendidikan tinggi yang akan mengakselerasi universitas-universitas di Indonesia ke panggung global.
“Organisasi, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia saat ini berkolaborasi untuk bisa mengatasi perubahan iklim. Sejalan dengan inisiatif ini, INSPIRASI akan menjadi kontributor berharga dalam upaya bersama untuk mencapai tujuan mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” paparnya.

Baca Juga : Tindak 379 Kasus, Bea Cukai Bogor Musnahkan 4,6 Juta Batang Rokok Ilegal

Sementara itu, Rektor Nanyang Technological University of Singapore Ho Teck Hua menyampaikan apresiasinya pada program INSPIRASI. Dia menilai, kemitraan jangka panjang antara NTU, pemerintah Indonesia, dan perguruan tinggi di Indonesia melalui INSPIRASI menjadi langkah penting dalam penelitian dan tujuan pembangunan berkelanjutan. (JPG)

Editor : Yosep/Zulham-pkl