GAZA-RADAR BOGOR, Dilansir dari laman Reuters, Para Pemimpin PBB menuntut untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan pada Senin (6/11), ketika serangan Israel meningkat dan mengakibatkan Korban Tewa Hingga melebihi 10.000 Orang.
Baca Juga : Sambangi Kediaman Korban Tewas Dinding Jebol di Kota Bogor, Ridwan Kamil Minta Evaluasi Hal Ini
Dilaporkan, kini jumlah korban tewas sudah melebihi 10.000 orang.
Israel menyatakan bahwa pihaknya telah menyerang sedikitnya 450 sasaran, yang menarget Hamas di Gaza dan menduduki kompleks militan dalam 24 jam terakhir.
Israel menolak tekanan Internasional yang semakin besar untuk melakukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa para sandera yang menjadi tawanan kelompok militan Hamas, harus dibebaskan terlebih dahulu.
“Seluruh penduduk terkepung dan diserang, tidak diberi akses terhadap kebutuhan pokok untuk bertahan hidup. Rumah, tempat pengungsian, rumah sakit, dan tempat ibadah mereka semua dibom. Ini tidak dapat diterima,” ucap para Pemimpin PBB dalam pernyataan bersama, dilansir oleh JawaPos.com dari Reuters pada Senin (6/11).
“Kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah cukup 30 hari berlalu, cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang,” pungkasnya.
e-18 negara setuju dan melakukan penandatanganan, termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, Pemimpin WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths.
Dilansir oleh JawaPos.com, seorang jurnalis Reuters yang berada di Jalur Gaza menggambarkan peristiwa pemboman oleh Israel yang terjadi semalam adalah salah satu yang paling intens, sejak serangan balasannya atas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023.
Tidak hanya dari udara, kini Israel juga melancarkan serangannya melalui laut dan darat.
Sehingga, puluhan warga sipil tewas akibat meningkatnya serangan pasukan zionis itu, yang kini jangkauannya lebih jauh ke selatan, seperti Zawaida dan Deir Al-Balah.
TV Al-Aqsa, yang berafiliasi dengan Hamas, mengutip beberapa sumber-sumber medis yang melaporkan, sedikitnya 75 warga Palestina tewas dan 106 lainnya mengalami luka, dilansir dari laman Reuters pada Senin (6/11).
Selain itu, Pejabat Kesehatan Palestina melaporkan, 8 orang tewas dalam serangan udara yang terjadi semalam di Rumah Sakit Kanker Rantissi, Kota Gaza.
Kini, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan di Gaza, jumlah korban tewas sudah mencapai 10.022 orang, dan hampir 4.104 di antaranya adalah anak-anak.
Dilansir dari Reuters, pihak Israel mengaku bahwa mereka menghadapi tekanan yang meningkat untuk hindari korban sipil, setelah menolak melakukan gencatan senjata sampai para sandera dibebaskan, serta serangan diplomatik Amerika Serikat (AS), diklaim mereka untuk mengurangi risiko meningkatnya konflik.
Pada hari Senin (6/11), Menlu AS, Antony Blinken, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki di Ankara, setelah beberapa jam yang lalu ratusan massa pembela Palestina mencoba serbu pangkalan udara yang menampung pasukan tentara AS di Turki Selatan.
Sebelumnya, Menlu AS tersebut diketahui melakukan kunjungan mendadak ke Tepi Barat untuk bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Dalam pertemuannya itu, Abbas kembali menyerukan tuntutan Internasional untuk segera lakukan gencatan senjata, seperti yang para Pemimpin Arab sudah sampaikan sebelumnya di Amman pada Sabtu (4/11).
Namun, Blinken kembali mempertegas keputusan Washington, bahwa tidak akan lakukan gencatan senjata.
Baca Juga : Israel Tolak Gencatan Senjata, UNICEF Sebut Wilayah Gaza Menjelma Bak Kuburan Bagi Ribuan Mayat Anak-anak
Alasannya, AS khawatir jika gencatan senjata tersebut dapat membantu Hamas, dan dikhawatirkan kelompok tersebut akan mengulangi serangannya seperti 7 Oktober silam. (JPG)
Editor :Yosep/Welinda-PKL