CIBINONG-RADAR BOGOR, Kantor ATR/BPN Kabupaten Bogor menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan warga Kelurahan Pabuaran, Bojonggede dalam proses pembangunan Tol Depok – Antasari (Desari) Seksi 3.
Kepala Seksi Penataan Pertanahan ATR/BPN Kabupaten Bogor, Taufik Haryono mengatakan, pihaknya tidak berwenang dalam menentukan besaran nilai ganti rugi pembebasan laham warga.
“Kalau soal itu, ranahnya lebih banyak di Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) melalui tim penilai, kalau kami tidak menentukan itu,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/11).
Dia menyebut, salah persepsi jika warga menilai pihaknya lah yang berkewenangan menentukan besaran ganti rugi.
Apalagi menuduh ada indikasi kongkalingkong, untuk menyunat besaran hak yang harus diterima warga.
“BPN sudah ada aturan, kalau kami mengambil keputusan di luar kewenangan kami, kan ada kejaksaan dan kepolisian,” jelas Taufik.
Pihaknya juga menyayangkan aksi unjuk rasa warga yang ditujukan kepada ATR/BPN Kabupaten Bogor.
Padahal untuk menentukan besaran nilai juga tidak bisa, apalagi melakukan negosiasi.
“Kalau kami tidak bisa masuk arah sana, kami hanya pelaksanaan, misalnya surat-suratnya mana, kalau sudah divalidasi baru, kemudian kami mengusulkan besaran nilainya ke Kementerian Keuangan,” tukasnya.
Sebelumnya, warga Kelurahan Pabuaran, Bojong Gede berunjuk rasa di depan Kantor ATR/BPN Kabupaten Bogor, Cibinong pada Senin, (6/11).
Baca juga: Ambruk dan Lukai Pekerja, Kasus Tol Desari Digarap Polda Metro Jaya
Mediasi pun dilakukan perwakilan warga bersama dengan pihak BPN. Namun Koordinator warga, Anton mengaku kecewa dengan hasil pertemuan tersebut.
Pasalnya, warga selalu diarahkan untuk menempuh jalur pengadilan.
Alhasil, tidak ada kesepakatan dalam pertemuan tersebut. Warga pun memberikan waktu 14 hari kepada Kepala ATR/BPN Kabupaten Bogor, selaku ketua panitia pembebasan lahan dan juga KJPP untuk mempertimbangkan tuntutan dari warga terdampak pembebasan lahan.
“Harusnya diukur, dilihat berdasarkan angka kewajaran, kelayakan berdasarkan lingkungan yang ada. Kan sekarang kita wilayahnya strategis, dekat dengan fasilitas publik, stasiun, rumah sakit, dan jalan raya,” tandasnya.(cok)
Penulis: Septi
Editor: Rany Puspitasari