JABALIA-RADAR BOGOR, Parade Genosida Israel terus berlanjut. Kini, kamp Jabalia yang menjadi sasaran serangan udara IDF.
Kamp Jabalia adalah kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi di Gaza dengan mempekerjakan lebih dari 116.000 pengungsi Palestina.
Sedikitnya, sudah 400 titik sasaran yang dihantam militer Israel. Pengeboman di kamp Jabalia disebut tragedi lain setelah pengeboman brutal di RS Baptis Gaza.
Baca Juga: Penyeberangan Perbatasan Rafah Akan Dibuka untuk Tangani Korban Warga Palestina yang Terluka
Israel kembali mengeluarkan dalih Andalan dengan mengatakan Hamas bersembunyi di balik warga sipil.
Dalih itu sudah berkali-kali diucapkan setelah menyerang infrastruktur sipil penting seperti rumah sakit, sekolah, dan kamp pengungsian.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan serangan di kamp Jabalia yang mereka anggap sebagai benteng militer Hamas dan mengumumkan pengunduran diri seorang pimpinan Hamas.
Israel secara bertahap meningkatkan pasukan militernya di Gaza sebagai bagian dari apa yang disebutkan oleh PM Israel, Benyamin Netanyahu sebagai “Perang Tahap Kedua.”
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, sedikitnya 50 warga Palestina tewas dalam ledakan kamp pengungsi dan 150 lainnya luka-luka.
Sementara juru bicara Hamas, Hazem Qassem membantah adanya komandan senior yang membunuh dan menyebut klaim tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil.
Hamas menyatakan, ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia. Sedangkan jurnalis internasional sebagai sumber independen dan pewarta fakta dan kebenaran kesulitan untuk memverifikasi secara independen jumlah korban yang dilaporkan.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan melalui akun X (@antonioguterres), “Saya sangat khawatir dengan semakin intensifnya konflik Israel dan Hamas serta kelompok senjata Palestina lainnya di Gaza.”
“Dengan banyaknya korban di pihak Israel dan Palestina, eskalasi ini hanya menambah jiwa penderitaan warga sipil.” PBB sendiri mengkonfirmasi mengenai lebih dari 60 pekerjanya tewas di Gaza akibat serangan udara Israel.
Baca Juga: Bocah 12 tahun Jadi Sasaran Bullying Teman Disekolah
Dalam pernyataan yang dipublikasikan di media sosial, Craig Mokhiber, seorang Komisaris Tinggi HAM PBB di New York menyatakan diri dari jabatannya, dia menyatakan tentang konflik Israel dan Palestina sebagai, “Ini adalah kasus Genosida.” (Jpg)
Editor : Yosep/Rachmi-pkl