25 radar bogor

Pada Kuartal III, Perbankan Syariah Catat Kinerja Moncer

perbankan bsi
Ilustrasi Presscon Perbankan Bsi

JAKARTA-RADAR BOGOR, Perbankan syariah mencatatkan kinerja apik pada kuartal III 2023. Market share berkembang 7,3 persen dari total industri Perbankan nasional. Begitu juga dengan sisi aset bank syariah yang mencapai Rp 749,3 triliun.

Baca Juga : Laba BSI Tumbuh 31%, Market Share Perbankan Syariah Terus Meningkat

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini PT Bank Syariah Indonesia (Tbk) meraup laba bersih Rp 4,2 triliun. Jumlah tersebut melesat 31,04 persen secara tahunan. Didorong pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) yang naik 12,44 persen year-on-year (YoY).

Rasio profitabilitas BSI juga meningkat. Tecermin dari tingkat pengembalian aset alias return on asset yang meningkat dari 2,08 persen menjadi 2,3 persen.

“Hal ini menggambarkan bahwa BSI bukan hanya tumbuh dari segi aset, tapi kemampuan mengelolanya juga meningkat. Saat ini bukan periode mudah bagi perbakan. Era suku bunga tinggi membuat kompetisi ketat di industry perbankan. Tapi kita bersyukur BSI bisa tumbuh sustain, kita harapkan bisa lanjut di kuartal IV,” ucap Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam paparan kinerja kemarin (31/10).

Hingga September 2023, pembiayaan BSI tumbuh double digit sebesar 15,94 persen senilai Rp 232 triliun. Pembiayaan itu didominasi oleh segmen konsumer sebesar Rp 117,92 triliun, korporasi senilai Rp 54,39 triliun, mikro sebanyak Rp 21,45 triliun, small medium enterprise (SME) Rp 18,62 triliun, dan komersial Rp 11,86 triliun.

Untuk penyaluran pembiayaan berkelanjutan BSI mencapai Rp 53,6 triliun. Yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp 43,4 triliun. Kemudian disusul pertanian dan eco-effisien produk yang masing-masing sebesar Rp 4,9 triliun dan Rp 3,3 triliun. Lalu sektor energi terbarukan Rp 1,4 triliun dan proyek eco-green Rp 600 miliar.

“Salah satu penopang dari pertumbuhan laba yang pesat yakni pertumbuhan volume pembiayaan yang mampu mendorong pendapatan margin bagi hasil tumbuh 15,74 persen YoY,” imbuhnya.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 6,91 persen YoY menjadi Rp 262 triliun. Didominasi tabungan sebanyak 43,89 persen senilai Rp 115 triliun dan giro Rp 42 triliun. BSI terus mendorong pertumbuhan dana murah, terutama tabungan bisnis dengan pertumbuhan 134,41 persen.

BSI menjalankan sejumlah strategi di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang. Lalu akselerasi business process dan disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan.

“Hingga saat ini, market share pembiayaan BSI tumbuh 3,26 persen dibandingkan Q3 tahun lalu. Hal ini merupakan sinyal positif seiring dengan peningkatan market share industri perbankan syariah di Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 7 persen,” kata Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho.

Sementara itu, CIMB Niaga Syariah berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, total pembiayaan mencapai Rp 53,0 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 15,3 persen YoY.

Begitu pula penggalangan DPK yang naik signifikan sebesar 23,4 persen YoY senilai Rp 42,7 triliun per 30 September 2023. “Kami berkomitmen menyediakan pengalaman terbaik melalui kualitas layanan, produk, teknologi, dan inovasi. Sehingga dapat mewujudkan aspirasi menjadi bank pilihan bagi bisnis dan masyarakat Indonesia,” jelas Lani.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan laba sebelum pajak tumbuh 90,7 persen YoY menjadi Rp 77,3 miliar. Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan, peningkatan laba salah satunya didorong oleh pendapatan komisi yang tumbuh double digit sebesar 20,8 persen YoY. Selain itu, aset bank juga tumbuh 10,7 persen menjadi Rp 66,2 triliun.

Pertumbuhan aset ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan yang naik 22,4 persen YoY senilai Rp21,7 triliun. “Raihan aset ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah bank pertama murni syariah ini berdiri. Hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan laba yang signifikan hingga hampir dua kali lipat. Tentu saja ini adalah hal yang menggembirakan dan merupakan bagian dari rencana Bank Muamalat menuju pertumbuhan bisnis yang sehat dan profit berkesinambungan,” ujarnya.

DPK Bank Maumalat tumbuh positif sebesar 6,9 persen YoY menjadi Rp 48,1 triliun. Peningkatan ini didukung oleh kenaikan dana murah atau Current Account and Saving Account (CASA) yang meningkat 2,7 persen YoY. Terutama pada pada giro yang tumbuh 13 persen YoY.

Baca Juga : Harga BBM Turun Rp1.100 Mulai 1 November 2023, Ini Daftarnya

Per 30 September 2023, total modal Bank Muamalat tercatat Rp 6,9 triliun dengan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) sebesar 28,67 persen. Masih berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator. Adapun kualitas pembiayaan terjaga dengan rasio non-performance financing (NPF) net turun dari 0,65 persen menjadi 0,43 persen secara tahunan. (jpg)

Editor : Yosep/Maura-pkl