25 radar bogor

Membanggakan, Kiprah Bisnis Kopi Bunar Petani Milenial Tasikmalaya

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bersama Pelaksana harian (Plh) Direktur Polbangtan Bogor, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, dan Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPKH) Cinagara, berkesempatan mengunjungi usaha milik petani milenial bertajuk Kopi Bunar di Tasikmalaya pada Sabtu (21/10/2023).

TASIKMALAYA–RADAR BOGOR, Saat ini kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup bagi para pecinta kopi. Kopi tidak lagi seperti dulu yang menjadi minuman para orang tua di saat pagi dan sore.

Kopi masa kini bahkan bisa dinikmati kalangan muda. Karena itulah ada banyak bisnis kedai kopi yang bermunculan dengan menawarkan konsep yang lebih modern.

Bisnis menjual minuman kopi sebenarnya bukan jenis bisnis baru.

Bisnis ini sudah lama ada dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari karena kopi seolah menjadi minuman wajib.

Bentuknya berupa warung kopi yang juga menyajikan camilan lain dengan menu kopi yang tidak banyak pilihan.

Baca juga: Marvel Spider-Man 2 Tembus Rekor, Terjual 2,5 Juta Kopi dalam Sehari

Seiring berkembangnya zaman, tren bisnis kedai kopi juga mengalami perubahan. Tidak lagi berupa warung kopi, bisnis ini berkembang menjadi coffee shop yang modern.

Dengan konsep yang lebih kekinian, coffee shop kini menjadi pilihan tempat nongkrong anak muda untuk sekadar menghabiskan waktu bahkan jadi tempat untuk membahas pekerjaan.

Baru-baru ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bersama Pelaksana harian (Plh) Direktur Polbangtan Bogor, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, dan Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPKH) Cinagara, berkesempatan mengunjungi usaha milik petani milenial bertajuk Kopi Bunar di Tasikmalaya pada Sabtu (21/10/2023).

Dhani, pemilik Kopi Bunar tak hanya mengembangkan di sektor hilir saja, tapi saat ini sudah memiliki 30 hektar lahan kopi. Selain kopi, Bunar juga potensial untuk komoditas teh, dan gula aren.

Ia pun telah menjadi salah satu penerima manfaat program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) besutan Kementerian Pertanian (Kementan). Dengan memadukan kopi, teh dan gula semut dalam kemasan kopi siap saji dan kopi bubuk dalam kemasan.

Program YESS merupakan kerjasama Kementerian Pertanian dengan International Fund For Agricultural Development (IFAD), hadir mendukung pengembangan bisnis khususnya petani milenial. Ada 5 wilayah PPIU di Indonesia, salah satunya Polbangtan Bogor sebagai PPIU Jawa Barat.

Baca juga: Nikmati Keindahan Pengunungan dan Kopi Robusta Sanggabuana, Pemberdayaan Desa BRILiaN

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan sentuhan program YESS hanya untuk memancing saja, peran sebenarnya berada di daerah.

“Untuk pengembangan bisnis kedepannya perlu bensin yg cukup. KUR menjadi penting agar bisa melaju lebih cepat lagi. Kalau sekarang masih di gigi 1, tahun depan dengan intervensi KUR kecepatan roda bisnis mulai start di gigi 2. Omzet yg baru mencapai 450 juta per tahun bisa terus digenjot lagi dengan diversifikasi produk dan penyesuaian kelas penyajian,” ujar Dedi.

Dedi menambahkan, bahwa setiap produk olahan pertanian pasti memiliki ciri khas tersendiri.

“Sama-sama kopi jika dihidangkan oleh orang yang berbeda dan tempat yang berbeda maka nilainya akan menjadi lebih tinggi,” sebut Dedi.

Kopi Bunar merupakan penerima manfaat program YESS pada tahun 2021 dan dimanfaatkan dalam pengembangan kapasitas melalui advance training.

Pelaksana harian (Plh) Direktur Polbangtan Bogor, Rudi Hartono, mengatakan Polbangtan Bogor berupaya menghasilkan qualified job creator dalam rangka menumbuhkan pengusaha-pengusaha muda di lapangan.

“Petani yang berpendidikan sarjana dan diploma, tentunya akan mampu mengadopsi smart farming. Perlu sinergi mendidik generasi di Polbangtan dengan wirausaha-wirausaha startup yang sedang diintervensi oleh program YESS. Setelah lulus nanti diharapkan anak-anak Polbangtan bisa menjadi mitra para start up dan memajukan perekonomian Indonesia,” tandas Rudi. (wsd)

Editor: Rany Puspitasari