25 radar bogor

Broron: Jangan Jadikan Julukan ‘Kota Hujan’ Sebagai Alasan Banyaknya Jalan Rusak

Sejumlah anak bermain bola di Jalan Otista Kota Bogor, Jawa Barat. Rabu (3/5/2023). Jalan tersebut di tutup sementara hingga Desember akibat adanya revitalisasi jembatan. Foto : Radar Bogor / Sofyansyah

BOGOR-RADAR BOGOR, Hujan kerap jadi kambing hitam rusaknya aspal-aspal di jalan raya. Terlebih di Kota Bogor, yang dijuluki sebagai Kota Hujan sebab memiliki intensitas yang cukup tinggi.

Berlubangnya jalan-jalan di kawasan perkotaan kerap disebut terjadi akibat hujan deras yang kerap terjadi.

Namun ternyata pernyataan itu ditangkis oleh CEO PT Mulia Karya Sabat, Ronald A Sinaga ataunyang akrab disapa Broron. Ia menyebut, hujan tak bisa terus disalahkan dalam kondisi ini.

Baca juga: Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Truk Pembawa Pasir Terguling

Menurutnya jalan yang rusak disebabkan banyak faktor. Aspek pertama ialah proses awal pengaspalan yang kurang baik.

“Saat pengaspalan pertamanya, bisa salah tekniknya atau salah materialnya,” tuturnya kepada Radar Bogor.

Faktor penyebab kedua yakni kurangnya pemeliharaan pada ruas jalan. Pembiaran pada badan jalan yang mulai rusak membuat kerusakan jadi membesar dan bertambah buruk.

Hal itu disebutnya hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Jalan Rusak Sudah Diusulkan Musrenbang, Ganti Kades, Program Malah Bubar

“Kelemahan di kita (Indonesia) di maintenance. Bisa bangun sebaik mungkin diawalnya saja, tapi kurang di situ (pemeliharaan). Itu perlu diperbaiki,” ucapnya.

Julukam Kota Hujan menurut Brorom seharusnya tidak memberikan pengaruh pada kondisi jalan Kota Bogor. Karena pemerintah memiliki waktu untuk melakukan perawatan pada titik-titik jalan yang mulai rusak.

“Kan tidak hujan 24 jam. Berarti ada masa waktu bisa melakukan perawatan. Kalau sudah ada lubang berarti sudah ada pembiaran berbulan-bulan. Tidak mungkin muncul dalam sekejap, pasti mulai dari retakan. Kalau langsung ditutup pasti tidak akan berlubang,” ucapnya. (Fat)

Penulis: Reka Faturachman

Editor: Rany Puspitasari