25 radar bogor

Pelajar Kunjungi Kantor BPBD Jawa Timur, Belajar Kebencanaan

SURABAYA-RADAR BOGOR, Selain berfokus pada aksi tanggap darurat kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah tempat, Tim BPBD Jatim saat ini juga tetap intens melakukan kegiatan peningkatan kapasitas kebencanaan kepada kelompok rentan. Salah satu contohnya, seperti yang diberikan kepada siswa SDN Menanggal 601, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, Selasa (24/10).

Baca Juga : Kekeringan Terdampak El Nino, BRI Peduli Salurkan Air Bersih ke Beberapa Wilayah di Jawa Timur

Sedikitnya, 82 siswa dengan 8 guru pendamping dari sekolah ini mengikuti kegiatan pembelajaran kebencanaan yang diberikan Tim BPBD Jatim di kawasan Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina), Kantor BPBD Jatim. Selain pengenalan potensi beragam jenis bencana, para siswa juga dikenalkan cara penyelamatan saat menghadapi bencana gempa bumi, seperti, cara berlindung diri dengan kursi saat terjadi gempa.

Kecuali itu, para siswa juga dikenalkan dengan berbagai literasi kebencanaan, baik dalam bentuk buku maupun video touchscreen di Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) dan Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina). Di akhir pembelajaran, semua siswa juga diajak berlatih simulasi penanganan darurat bencana gempa bumi.

Selain siswa SDN Menanggal, pekan lalu kegiatan serupa juga telah diikuti TK-PAUD Dharma Wanita Persatuan (DWP) Wonocolo Sepanjang Sidoarjo, TK-PAUD Soda Harapan Waru, dan KB-PAUD Yayasan Pendidikan Organisasi Bank Indonesia (YASPORBI) Surabaya.

Semarak pembelajaran kebencanaan itu, juga berlangsung pada awal Oktober yang diikuti siswa MINU Waru II dan siswa SD Kyai Ibrahim, Sidoarjo. Selanjutnya, secara bergiliran kunjungan pembelajaran kebencanaan juga akan dilakukan siswa SDN Kupang Krajan Surabaya dan SD N Tropodo, Sidoarjo.

Baca Juga : Kenalkan Ganjar-Mahfud ke Warga Kampung, PDIP Surabaya Dicurhati Masalah Pendidikan

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto saat ditemui di kantornya mengatakan, 14 potensi bencana yang dimiliki Jawa Timur saat ini memang harus terus disosialisasikan kepada semua masyarakat, tidak terkecuali anak-anak siswa TK-SD yang masuk kelompok rentan. Pembelajaran kebencanaan sejak dini itu, sangat penting mengingat mereka yang akan terdampak langsung saat terjadi bencana.
”Dengan materi yang telah diberikan, setidaknya, mereka tahu cara melindungi diri dan mengevakuasi diri saat terjadi bencana. Inilah bagian dari upaya pengurangan risiko bencana yang kita sosialisasikan kepada masyarakat,” terang Gatot. (JPG)

Editor : Yosep/Zulham-pkl