BOGOR-RADAR BOGOR, Ribuan massa yang juga diikuti pasukan berkuda, memadati area Tugu Kujang, Kota Bogor pada Rabu (25/10). Mereka kembali menggelar aksi damai menyuarakan dukungan dan komitmen mereka dalam membela Palestina.
Dengan berpakaian serba putih para peserta aksi mengibarkan ratusan bendera Negara Palestina mulai dari skala kecil hingga berukuran raksasa. Mereka juga melengkapi setelan mereka dengan berbagai aksesoris bergambar Palestina.
Secara bergantian para peserta aksi berorasi soal penderitaan yang dirasakan oleh warga Palestina. Mereka mengutuk kedzaliman yang dilakukan Israel. Ajakan-ajakan untuk memboikot produk Israel juga berulang kali disampaikan pads kesempatan ini.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa dan Dosen FAI UIKA Gelar Aksi Bela Palestina: Berdoa Sekaligus Galang Dana Bantuan
Ribuan massa yang hadir dari berbagai daerah di Kota dan Kabupaten Bogor ini datang berduyun-duyun dengan berjalan kaki, naik kendaraan bermotor, mobil pick-up, bahkan menunggangi kuda.
Seperti yang dilakukan Badru bersama rekan-rekan komunitas berkudanya. Sebanyak 15 kuda berjalan dari wilayah Hambalang Citeureup untuk mengikuti aksi yang bertajuk Bogor Raya Peduli Palestina itu.
“Kami memang sudah biasa mengikuti aksi seperti ini. Di tahun 2019 kami ikut dalam aksi 212. Waktu itu kami berkuda dari Citeureup ke Monas. Jadi ini berkesinambungan,” ucap Ketua Komunitas Tracking Hambalang itu.
Alasannya membawa kuda saat mengikuti aksi tersebut, selain menyuarakan pembelaan terhadap Palestina, ia pun ingin mendakwahkan salah satu olahraga yang disunnahkan oleh Nabi.
Baca juga: Fakta Lagu Atouna El Toufoule Tentang Anak-anak di Palestina
Badru menerangkan, berbagai persiapan dilakukan pihaknya sejak malam hari sebelum mengikuti aksi ini. Dirinya menyiapkan pakan, kebersihan, dan peralatan berkudanya.
Ia menyebut, tak ada kendala selama aksi berlangsung. Hal itu lantaran kudanya sudah terbiasa dengan keramaian. Meski demikian, Badru senantiasa menjaga keselamatan kuda dan peserta aksi lainnya. (Fat)
Penulis: Reka Faturachman
Editor: Rany Puspitasari