25 radar bogor

UKP RI Usung Tiga Isu Terkait Sistem Pangan Pertanian dalam CFS di Roma

UKP RI di Roma, Italy

JAKARTA-RADAR BOGOR –Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhammad Mardiono mengusung tiga isu terkait sistem pangan pertanian. Termasuk transformasi sistem pangan, status ketahanan pangan dan gizi, serta transformasi agrifood systems di Indonesia dalam forum The 51st Session of the Committee on World Food Security (CFS) di Roma, Italia, pada 23 Oktober.

Baca Juga : Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ini Jadwal Pertandingan Indonesia di Grup F

Dalam pertemuan CFS untuk agenda bertajuk Coordinated Policy Responses to the Global Food Crisis and The State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) 2023: Urbanization, agrifood systems transformation and healthy diets across the rural–urban continuum, UKP RI Mardiono mengusung tiga isu penting terkait sistem pangan dan praktik baik Indonesia saat menghadapi tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan.

”Hal pertama, sistem pangan pertanian harus bersifat holistik, saling terkait, dan multisektoral, sehingga tata kelola harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan dengan sinergi kebijakan di tingkat lokal, regional, dan nasional,” kata Mardiono.

UKP RI Mardiono menekankan tentang transformasi sistem pangan Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan sistem pangan yang bergizi, inklusif, adil, berkelanjutan, dan kuat, serta dibangun oleh sistem pangan lokal berdasar potensi lokal.

”Dalam penanganan krisis pangan, pemerintah Indonesia fokus pada perlindungan kelompok rentan, termasuk keluarga petani dan nelayan, melalui dukungan stabilisasi pasar dan perlindungan sosial,” kata Muhammad Mardiono.

”Kemudian isu kedua terkait upaya Indonesia yang selama ini telah mencapai kemajuan penting dalam peningkatan status ketahanan pangan dan gizi. Indonesia dapat menjamin ketersediaan pangan bagi 273 juta masyarakat Indonesia dan meningkatkan akses terhadap pangan yang lebih bergizi, aman, memadai, dan sehat,” tambah dia.

Menurut Muhammad Mardiono, Indonesia juga berkomitmen menurunkan the experienced-based food insecurity prevalence (FIES) dan inflasi pangan. Selain itu, menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah 5 tahun ke level terendah dalam lebih dari dua dekade, dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun lalu.

”Poin ketiga terkait transformasi agrifood systems yang memerlukan investasi untuk kapasitas penelitian, data, inovasi, dan teknologi,” terang Muhammad Mardiono.

Mardiono mengatakan, Indonesia mengapresiasi dukungan berbagai pihak dan mengajak mitra di tingkat regional dan global untuk berkolaborasi konkret mulai dari sisi produksi, penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas petani, hingga pendanaan bersama.

”Banyak lagi hal yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah peningkatan kerja sama antar Rome- Based Agencies pada tingkat lokal dan nasional,” ujar Muhammad Mardiono.

Baca Juga : Ekonomi Positif, Ritel Mengoptimalkan Operasional Gerai

UKP RI Mardiono menekankan bahwa Indonesia siap untuk melanjutkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan CFS guna mempercepat upaya menuju sistem pertanian pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.(JPG)


Editor : Yosep/Taufik-Pkl