BOGOR-RADAR BOGOR, Sayyidil walid mama ajengan KH. Raden Muhammad Shiddiq BiN Raden H. Muzeni adalah seorang tokoh ulama yang nasabnya bersambung ke pangeran Shogiri ( dari jalur ayah) dan pangeran Sake (dari jalur ibu) yang mana keduanya tersebut adalah salah satu cucu dari Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Baca Juga : Pesan Para Kiai dan Ulama Kepada Ganjar Pranowo
Ia juga adalah salah satu seorang tokoh ulama thoriqoh attijani sekaligus muqoddam/mursyid thoriqoh attijani yang sanad dari Syekh Usman Dhomiri (Cimahi) dari Syekh Syarif Ali Bin Abdullah At-thayib dari Syekh Al-fahasyim dari Syekh Muhammad Said dari Syekh Umar Al-futi dari Syekh Muhammad Ghali Buthalib dari Al-qutbil maktum Syekh Ahmad Bin Muhammad Attijani dari Sayyidil Wujud Rasulullah SAW.
Namanya tidak banyak dikenal oleh Masyarakat Bogor, Namun kiprahnya memperjuangkan agama Islam tidaklah terbilang mudah, dari kecil ia bermujahadah mengaji ke Syekh Usman Dhomiri yang mukim di Cimahi, Bandung. Beliau semasa mengaji ke Syaikh Usman Dhomiri (cimahi, bandung) kerap berjalan kaki dikarenakan kondisi transportasi di zaman itu belum memadai. Dalam perjalanan pernah mengalami gangguan dari gerombolan penjahat bersenjata namun beliau dapat selamat dari kejahatan mereka.
Mama Shiddiq dulu pernah mondok di daerah Sukabumi cuma nggak lama, mungkin semingguan kemudian pulang, mama Sidiq juga pernah mengaji ke KH. Adang Syamsudin di Sinagar, Cihideung Ciampea.. dari beliau memperoleh ijazah qiroah, ijazah beliau tersebut masih saya simpan. Beliau juga mengaji kepada KH. Abdurrahim, ulama asal Ambon murid dari Syekh Mukhtar Athorid (ulama Bogor yang mengajar di Masjidil Harom). Cerita ini saya dengar langsung dari Mama Shiddiq dan keluarga. “Ujar A Zaki, Cucu Mama shidiq.
Kebanyakan murid mengatakan bahwasanya ia adalah seorang wali yang tidak ingin dikenal oleh orang banyak (Mastur) banyak murid yang sudah merasakan kewaliannya dan banyak murid yang awalnya jauh dari Allah SWT, ia jadikan lebih dekat dengan Allah SWT dan Rasulnya.
Mama Ajengan KH. Raden Muhammad Shiddiqwafat hari Senin 1 Juli 2013 M/22 Sya’ban 1434 H. Adapun soal usia beliau saat wafat memang tidak diketahui pasti, karena catatannya belum lengkap, dari keluarga pun tidak bisa memastikan, namun kira-kira kurang lebihnya wafat pada usia 100 tahun.
Ratusan orang berdatangan ketika ia wafat karena kehilangan seorang ulama kharismatik sekaligus guru, orangtua yang sangat mereka cintai. Mama Ajengan KH. Raden Muhammad Shiddiq dimakamkan di Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. (taufik-pkl)
Editor : Yosep