25 radar bogor

Ekspedisi Gerakan Anak Negeri ke Daratan Tinggi Dieng, Kejar Sunrise

JATENG-RADAR BOGOR, Setelah puas menikmati keindahan sunset (mata hari terbenam) di Pulau Awet Muda alias Gili Iyang perjalanan ekspedisi tim Gerakan Anak Negeri (GAN) berlanjut ke atap Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga : Ekspedisi GAN ke Pulau Gili Iyang : Kadar Oksigen Tinggi, Hidup Lebih dari 100 Tahun

Satu tujuannya, menikmati sunrise (mata hari terbit) di Daratan Tinggi Dieng. Sebagaimana ekspedisi sebelumnya, beberapa kendala jadi bumbu perjalanan episode safari tim GAN kali ini.

Satu hari satu malam di Gili Iyang, rombongan tim Ekspedisi Gerakan Anak Negeri (GAN) dimanjakan dengan pesona negri di timur Pulau Madura itu. Panorama Batu Canggah yang megah begitu pas berpadu dengan birunya air Laut Jawa.

Deru ombak menabrak karang yang diiringi sepoi angin, menenangkan sejenak pikiran peserta ekpedisi dari hiruk pikuk perkotaan.

Sore harinya, tim ekspedisi GAN kembali dibuat takjub dengan senja Pulau Gili Iyang. Langit berwarna jingga hingga temaram penanda pergantian hari, menjadi bayaran tuntas perjalanan panjang dan melelahkan tim ekspedisi.

Setelah puas dengan pertunjukkan alam bumi Gili Iyang, rengrengan tim lantas kembali melanjutkan perjalanan ke tujuan ekspedisi selanjutnya. Tim bertolak kembali ke Pulau Madura menggunakan taksi (sebutan warga setempat untuk perahu bermotor diesel) pada Jumat (20/10) pagi.

Setelah tiba di Madura, mobil tim ekspedisi GAN kembali tancap gas menuju Kota Pahlawan, Surabaya. Untuk menghindari macet panjang seperti saat berangkat, rombongan ekspedisi menggunakan rute yang berbeda. Jalur panjang yang ada di utara Pulau Madura jadi pilihannya.

Sekira pukul 19.00 tim akhirnya tiba di Surabaya, tepatnya di Hotel Ciputra World Surabaya. Para punggawa GAN beristirahat sejenak memulihkan tenaga dan mengisi perut yang kosong. Tepat pukul 23.00 kami kembali bergegas memacu kendaraan ke arah Provinsi Jawa Tengah.

Berbeda dari hari sebelumnya, perjalanan tim kali ini dihadapkan dengan medan terjal dan curam yang ada di wilayah Deles, Kecamatan Batang, Kabupaten Bawang. Situasi yang gelap dan dingin menambah kesan ngeri ekspedisi ini.

Beruntung para nahkoda memiliki kemahiran dan pengalaman yang mempuni hingga akhirnya berhasil mengantarkan tim ke kawasan Dataran Tinggi Dieng yang diklaim sebagai salah satu tempat dengan spot sunrise (matahari terbit) terindah di Indonesia.

Langit berwarna pink kemerahan yang berpadu dengan jingga khas mentari jadi pemandangan terlukis pagi itu. Momen yang tak kalah indah dari sunset Gili Iyang itu pun tak disia-siakan para punggawa GAN untuk berswafoto.

Setidaknya hal itu pula yang dirasakan inisiator GAN, Hazarin Sitepu. Ia berpendapat, kawasan Dieng menjadi destinasi terbaik untuk masyarakat menikmati sunrise di Indonesia.

“Suhu di sini mencapai 15 derajat celcius. Ini membuat kami harus memakai jaket double supaya tidak kedinginan,” ujarnya.

Belum puas dengan sunrise, tim ekspedisi melanjutkan penjajakannya ke salah satu destinasi yang juga ada di Dataran Tinggi Dieng yakni Kawah Sikidang yang berlokasi di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Kawah aktif terbesar di kawasan Dieng ini memiliki 1 telaga air panas yang selalu mendidih setiap waktu. Asap putih yang mengepul di atasnya menjadi sasaran objek foto setiap pengunjung yang datang.

Tim berkeliling melihat seluruh hamparan lapang Kawah Dieng yang memiliki luas 4 hektare itu. Berbeda dari waktu sebelumnya, para pengunjung kawah kini sudah difasilitasi dengan jembatan kayu yang memutari area hasil pengelolaan UPTD Pengelola Obyek Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Banjarnegara.

Tim ekspedisi juga menjajaki kompleks Candi Arjuna yang diprakirakan sudah berumur 13 abad. Menurut informasi yang berhasil dihimpun candi-candi ini dibangun oleh Dinasti Sanjaya, Kerajaan Mataram Kuno.

“Pengunjung kompleks candi ini luar biasa ramai karena kebetulan kami datang di Hari Sabtu. Ada yang datang dari berbagai wilayah termasuk Jawa Barat seperti Bandung. Suhu di sini sudah lebih hangat yakni 21 derajat celcius,” tutur Hazairin.

Seperti ekspedisi-ekspedisi sebelumnya, kendala dan tantangan tak luput dalam perjalanan tim GAN pada episode kali ini. Selepas dari kunjungan ke kompleks Candi Arjuna, salah satu kendaraan tim GAN mesti diistirahatkan dan membuat perjalanan pulang berhenti sejenak.

Bau sangit kopling imbas terjalnya medan membuat rombongan tim ini mesti ekstra berhati-hari dan memperlambat tempo perjalanan dan menambah repetisi istirahat. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan tim dari kejadian yang tak diinginkan.

Baca Juga : Ekspedisi GAN ke Pulau Gili Iyang: Rahasia Gagahnya Lansia di Pulau Awet Muda

Meski begitu, perjalanan terasa lengkap dan berujung bahagia. Tim merasakan teriknya cuaca daerah pesisir Madura dan sejuknya udara khas pegunungan di Banjarnegara. Begitu pun indahnya sunset Gili Iyang dan meronanya sunrise Dataran Tinggi Dieng. (fat)

Reporter : Reka Faturachman
Editor : Yosep