25 radar bogor

Soroti Data Stunting, Pengamat: Rawan Rekayasa!

Ketua TP-PKK Kabupaten Bogor, Halimatu Sadiyah berikan dosis Imunisasi saat peringati pekan Imunisasi, beberapa waktu lalu. Imunisasi merupakan salahsatu cara memerangi stunting. foto : Radar Bogor / Hendi Novian
Ketua TP-PKK Kabupaten Bogor, Halimatu Sadiyah berikan dosis Imunisasi saat peringati pekan Imunisasi, beberapa waktu lalu. Imunisasi merupakan salahsatu cara memerangi stunting. foto : Radar Bogor / Hendi Novian

CIBINONG-RADAR BOGOR, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Yusfitriadi menyoroti data stunting di Kabupaten Bogor, yang diklaim mengalami penurunan.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Bogor belum mampu menyajikan data yang akurat, serta transparan soal data stunting. Sehingga data itu diragukannya.

“Pola pendataan apa untuk memastikan data itu valid? Dan menggunakan alat ukur apa sehingga bisa mengklaim menyusut,” ucap Yusfitriadi saat dihubungi Radar Bogor, Senin (9/10/2023).

Hal itu, kata dia, perlu dipertanggungjawabkan dengan menghadirkan data melalui sistem basis data yang transparan, dan akuntabel.

Baca juga: Dinkes Klaim Kasus Stunting Menyusut, Tinggal 1,59 Persen

Sebab jika tidak, maka patut diduga data tersebut belum akurat bahkan merupakan hasil rekayasa.

“Jangan sampai terkesan dipaksakan, atau memang disengaja agar data tidak pernah akurat sehingga ada celah untuk melakukan penyimpangan anggaran,” tudingnya.

Sudah jadi rahasia umum, kata Kang Yus sapaannya, kabar pemerintah merekayasa data demi kepentingan program dan proyek yang berbasis anggatan. Hal itu acap kali terjadi pada data kemiskinan dan keluarga pra sejahtera.

Begitu pun dengan data stunting. Sangat mungkin direkayasa dengan harapan anggaran yang dikucurkan pun lebih besar.

“Jika datanya tidak tepat, maka sebesar apapun anggaran yang digelontorkan dalam mengatasi stunting tidak akan mampu mengatasi masalah tersebut,” jelas Kang Yus.

Baca juga: Strategi Indonesia Emas 2045: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

Untuk itu, lanjutnya, seharusnya Pemkab Bogor menggandeng pihak ketiga yang independen dalam meneliti dan memastikan data kondisi stunting.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengklaim kasus Stunting di wilayah Kabupaten Bogor menurun menjadi 1,59 persen. Angka itu menurun dua kali lipat dari tahun 2022 yakni 4,78 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina menyebut, angka itu berdasarkan hasil pendataan yang tercatat dalam aplikasi Electronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM).

“Kasus stunting di tahun 2022 divalidasi dan diintervensi kembali, yang awalnya 4,78 persen sekarang menurun menjadi 1,59 persen,” ungkapnya kepada Radar Bogor, (8/10).

Menurutnya, data itu berdasarkan kasus yang dilaporkan di tingkat kecamatan hingga desa se-Kabupaten Bogor.

Menurunnya angka kasus stunting secara drastis ini berkat intervensi dan penanganan yang dilakukan bersama seluruh stakeholder terkait.(cok)

Penulis: Septi
Editor: Rany Puspitasari