radar bogor

Hikmah Insiden Tertukar, Bayi Gal dan Bayi El Punya Tambahan Keluarga

Siti Mauliah memeluk Bayi El. Dia berharap buah hatinya itu kelak punya kenangan yang indah tentang masa kecilnya. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

BOGOR-RADAR BOGOR, Banyak pihak khawatir pengembalian Bayi Gal dan Bayi El ke pelukan orang tua kandung masing-masing akan memengaruhi psikis kedua bayi. Namun, Vera Itabiliana Hadiwidjojo punya pendapat berbeda.

Psikolog remaja dan anak itu optimistis langkah tersebut tidak akan membawa dampak signifikan pada kondisi mental dan kejiwaan kedua bayi.

Baca Juga: Dua Bayi Tertukar Sudah Mulai Menginap di Keluarga Aslinya

“Melihat usianya yang masih sangat kecil, minim kemungkinan trauma akibat perlakuan sebelumnya,” kata Vera kepada Jawa Pos.

Apalagi, selama dirawat orang tua asuh masing-masing, Bayi Gal dan Bayi El mendapat perhatian dan kasih sayang selayaknya anak kandung.

Vera menjelaskan, trauma pada anak biasanya terjadi dalam situasi yang mengancam atau menyakitkan, baik secara psikis maupun fisik. Dalam kasus Bayi Gal dan Bayi El, tidak ada situasi yang menempatkan keduanya pada ancaman atau penderitaan.

Setelah terbukti lewat uji DNA bahwa Bayi Gal dan Bayi El memang tertukar, pihak berwenang memberikan masa penyesuaian satu bulan kepada mereka untuk beradaptasi dengan keluarga kandungnya.
Rencananya, mereka menjalani serah terima resmi pada 29 September nanti.

Vera berharap timeline yang sudah disepakati itu tidak saklek. “Sebulan itu bisa cukup, bisa tidak. Banyak faktor,” ujarnya.
Karena itu, sebaiknya pendamping masing-masing keluarga bisa fleksibel. Jika perlu, dalam waktu sebulan itu, mereka dapat saling berkunjung.

Lantas, ketika Bayi Gal dan Bayi El sudah sepenuhnya kembali ke pelukan orang tua kandung masing-masing, apakah orang tua asuh masih bisa terlibat dalam pengasuhan? Menurut Vera, sebaiknya masing-masing orang tua asuh tetap saling berinteraksi. Namun, memang harus ada batasan-batasan yang disepakati bersama. “Utamakan untuk kebaikan anak,” tegasnya.

Baca Juga: RS Sentosa Sebut Penurunan Pasien Hingga 40 Persen Imbas Kasus Bayi Tertukar

Akan lebih ideal jika ada lembaga perlindungan anak yang turut mengambil peran. Sebagai pihak netral, lembaga itu bisa sekaligus memantau pengasuhan.

Vera menambahkan, peran masyarakat tak kalah penting. Dia berharap kejadian yang tidak menyenangkan itu tidak diungkit-ungkit terus.

Sebisa mungkin, masyarakat mengarahkan rumor tersebut ke arah positif. Misalnya, menyebut Bayi Gal dan Bayi El punya tambahan keluarga. “Yang terpenting, kembalikan rutinitas anak sebagaimana haknya sebagai anak,” tandasnya.(*/jpg)

Editor: Imam Rahmanto