radar bogor

Sungai Cikeas Tercemar, Berasal dari Limbah Tepung Tapioka

Perumda Air Minun Tirta Kahuripan bersama DLH Kabupaten Bogor memonitor pencemaran Sungai Cileungsi dan Cikeas yang berimbas pada proses pengolahan air. (Ist)

CIBINONG-RADAR BOGOR, Pencemaran limbah di Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi semakin memprihatinkan, akhir-akhir ini. Hal tersebut tentu berpotensi mengganggu pelayanan air bersih Perumda Air Minum Tirta Kahuripan di wilayah Bogor Timur.

Oleh karenanya, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan mengajak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor untuk menelusuri dugaan lokasi pembuangan limbah tapioka di Desa Cijujung, Desa Cipambuan, dan Desa Kadumangu.

Baca Juga: RS Sentosa Sebut Penurunan Pasien Hingga 40 Persen Imbas Kasus Bayi Tertukar

Dari hasil penelusuran, ditemukan adanya aktivitas dari pengrajin tepung tapioka yang membuang limbah tanpa melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ke Sungai Cikeas. Akibatnya, air sungai berbau menyengat, berwarna hitam, dan berbusa.

Imbasnya, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Perumda Air Minum Tirta Kahuripan tidak dapat memproses air bersih untuk pelanggannya.

Dyan Heru, Kepala Sub Koordinator Penegakkan Hukum dan Lingkungan DLH Kabupaten Bogor, mengatakan bahwa untuk IPAL di lokasi tersebut sebenarnya sudah dibangun oleh DLH Kabupaten Bogor. Hanya saja, tidak digunakan oleh para pengrajin tapioka.

“Dalam waktu dekat DLH Kabupaten Bogor akan memanggil para kepala desa terkait dan para koordinator pengrajin tepung tapioka untuk diberikan pembinaan dan akan bekerja sama dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah,” ucapnya.

Pemanggilan ini untuk memberikan edukasi bahwa limbah padat sisa pengolahan tepung tapioka dapat diolah menjadi makanan ringan yang bernilai ekonomis.

Sementara itu, Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Abdul Somad berharap adanya komunikasi dari para koordinator pengrajin tepung tapioka kepada petugas di IPA Perumda Air Minum Tirta Kahuripan terkait informasi jadwal pembuangan limbah tapioka.

Hal itu agar dapat diantisipasi lebih awal. Setidaknya, meminimalkan kerugian lebih besar. Karena biaya penggunaan bahan kimia meningkat dalam proses pengolahan air. Bahkan, bisa sampai gagal produksi akibat limbah tersebut di atas ambang batas toleransi.

“Berbagai usaha telah dilakukan oleh petugas IPA Perumda Air Minum Tirta Kahuripan untuk meminimalisir dampak limbah. Mulai dari pengadukan air limbah dengan lumpur tanah, menambah dosis bahan kimia, hingga pemberian aerator untuk menghilangkan bau menyengat,” ungkapnya.

Baca Juga: Pencemaran Sungai Cileungsi, Bupati Sebut Limbah Dibuang Malam Hari

Pihaknya pun akan berusaha tetap mengolah produksi air bersih selama masih memungkinkan dan berharap DLH Kabupaten Bogor dapat memberikan solusi.

“Tentunya kami akan mencari solusi secepatnya. Terlebih lagi, baik pelanggan maupun masyarakat Bogor Timur, sangat memerlukan air bersih di musim kemarau ini,” tutup Abdul Somad.(*)

Reporter: Jaenal Abidin
Editor: Imam Rahmanto