DRAMAGA-RADAR BOGOR, Sejak tahun 2019 IPB University ternyata sudah melakukan kebijakan tanpa skripsi untuk syarat kelulusan mahasiswanya. Tentunya, rencana pemerintah pusat sudah sangat tepat dan lebih fleksibel sesuai kemampuan.
Hal itu diungkapkan sendiri oleh Rektor IPB University Arif Satria. Menurutnya, IPB university sudah sempat mengeluarkan panduan pada tahun 2019 bahwa tugas akhir tidak harus berbasis riset tapi laporan magang.
Baca Juga: Gelar Pendampingan, Tim Kedaireka IPB Latih Softskill Inovasi Puluhan Mahasiswa
Selain itu, kelulusan juga bisa bersumber dari riset dan business plan. Dengan begitu, masyarakat yang punya passion tentang pengembangan masyarakat, bisa melakukannya selama satu semester dan diklaim sebagai tugas akhir.
“Namun, syaratnya membuat laporan akhir yang tidak serumit riset. Laporan akhir buat melatih skill agar bisa menuangkan dalam bentuk tulisan serta mudah dibaca dan memenuhi standar akademik,” jelas Arief.
Oleh karena itu, wacana penghapusan skripsi sudah lama diterapkan IPB University selama empat tahun terakhir. Kini, tersisa memperkuatnya dengan keluarnya aturan dari Kemendikbudristek.
Aief menilai, penting untuk membekali mahasiswa dengan berbagai soft skill dan pengembangan bisnis. Pasalnya, gambaran karier mahasiswa ke depannya sangat beragam dan tidak bisa diseragamkan mereka bakal menjadi peneliti.
“Jadi peneliti bagus, harus, dan penting bagi mahasiswa. Akan tetapi, mahasiswa juga harus diberikan opsi lain. Dan kita sudah mempraktikkan dan teknik industri sudah 100 persen tidak riset tapi langsung datang perusahaan berkelompok dan memecahkan masalah kemudian masalah itu dilaporkan,” papar Arif.
Menurutnya, mekanisme di lapangan atau di luar kelas jauh lebih berarti bagi mahasiswa. Dari sana, mereka bisa mendapatkan keterampilan, kepemimpinan, dan kolaborasi. “Itu jauh lebih mahal ketimbang kuliah didalam kelas,” imbuhnya.
Pasalnya, kuliah di dalam kelas mengalami keterbatasan karena hanya melibatkan studi, mengamati kuisioner yang diolah tanpa ada keterlibatan berusaha meningkatkan manajemen.
Baca Juga: Dies Natalis ke-60 IPB University, Sekda Kota Bogor : Semoga Semakin Maju
“Yang terpenting cara komunikasi bagaimana jadi fleksibilitas mahasiswa dan sekarang sudah dibuka (tanpa perlu skripsi) dan IPB sudah melakukan sejak jauh-jauh hari,” katanya.
Bahkan, tambah Arief, negara lain tidak mewajibkan skripsi. Namun untuk Indonesia, standar kelulusan malah sangat berat.
“S1 di Indonesia itu sebenarnya sebagian besar bisa ditafsirkan S1 IPB, tapi setaranya seperti S2. Kasihan mahasiswa harus dibebani dengan standar yang tinggi,” sesalnya.(*)
Reporter: Jaenal Abidin
Editor: Imam Rahmanto