BOGOR-RADAR BOGOR, Nasib sekolah swasta dan negeri pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) amat bertolak belakang. Perebutan kursi yang ramai terjadi di seluruh sekolah negeri justru langka terjadi di sekolah swasta.
Ketua Badan Musyawarah Persekolahan Swasta (BMPS) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat mengatakan sejumlah sekolah swasta justru mengalami kesulitan mendapat peserta didik baru. Ia menyebut, ada 20 persen sekolah yang saat ini minim peserta didik.
Baca Juga: Sepi Peminat, Sekolah Swasta di Kota Bogor Ini Tutup. Siswa dan Guru Pindah!
“Memang tidak menyeluruh (sepi). Sekolah yang agak elit memang aman. Sekolah yang kecil yang ada pengaruh jumlah peserta didiknya. Malah disinyalir ada peserta didik yang sudah diterima malah pindah,” ucapnya saat dihubungi Radar Bogor.
Kondisi itu diakuinya banyak dikeluhkan oleh para kepala sekolah. Sebab menurutnya, pada sekolah swasta pembiayaan dilakukan secara mandiri. Meskipun ada bantuan yang diberikan pemerintah, unruk beban biaya guru dan operasional menggunakan biaya mandiri.
Biaya tersebut didapatkan dari peserta didik. Oleh karena itu ketika peserta didik yang dimiliki berkurang maka akan turut berkurang juga pendapatan sekolah untuk pembiayaan tersebut.
“Makanya yayasan harus kuat menyiapkan tempat ataupun pembiayaan penyelenggaraan pendidikan. Kalau tidak akhirnya bubar,” terangnya.
Ia mengakui minimnya jumlah peserta didik apda sekolah swasta merupakan dampak dari persaingan saat PPDB. Oleh karena itu, dirinya berharap Pemkot Bogor membantu sekolah swasta menyampaikan informasi terkait PPDB mereka dan pemahaman kepada masyarakat bahwa sekolah negeri dan swasta sama saja.
“Karena perlu dipahami bahwa sekolah swasta menjadi penyelamat hak pendidikan masyarakat terutama menengah ke bawah. Sebab kalau hanya mengandalkan fasilitas pemerintah saja tidak akan cukup karena keterbatasan anggaran,” ujar dia.
Selain sosialisasi, Ade juga ingin Pemkot konsisten menerapkan aturan jumlah maksimal kursi pada sekolah negeri sehingga tidak lagi menambah kursi atau kelas baru.
Baca Juga: Horor Bullying di Sekolah, Dampaknya Bikin Ngeri Pada Korban
Menjawab usulan Wali Kota Bogor Bima Arya yang berencana mengambil alih sekolah swasta yang terancam tutup, Ade setuju dengan rencana tersebut.
Namun, ia mengingatkan hal itu perlu didiskusikan dengan matang karena sekolah swasta asetnya dipegang oleh masyarakat tidak serta merta dapat diserahkan pada pemerintah.(*)
Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto